Menteri PPPA: Kesetaraan Hak Perempuan dan Laki-laki Belum Tercapai

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. (sumber foto: pdip bali)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. (sumber foto: pdip bali)

Gemapos.ID (Jakarta) - Indonesia memperingati Hari Kartini setiap tanggal 21 April. Peringatan itu sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh pejuang emansipasi perempuan di masa lalu. 

Raden Ajeng Kartini, adalah sosok pahlawan perempuan Indonesia yang selama hidupnya fokus memperjuangkan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki di Indonesia.

“Namun perjuangan dan cita-cita besar bangsa dalam membumikan kesetaraan hingga saat ini nyatanya belum sepenuhnya tercapai,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dalam keterangannya, Kamis (21/4/2022).   

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kenaikan pada masing-masing indeks, terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2020 sebesar 71,94 menjadi 72,29 pada tahun 2021, sedangkan capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia tahun 2020 sebesar 91,06 yang meningkat pada tahun 2021 menjadi 91,27, dan untuk capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia tahun 2019 sebesar 75,24 yang naik menjadi 75,57 pada tahun 2020. 

Menteri PPPA mengatakan jika melihat dari data itu, meskipun secara rata-rata sudah menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, namun angka tersbut masih menggambarkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. 

“Hal tersebut menunjukkan kesetaraan gender dan posisi perempuan masih tertinggal secara aksesibilitas, persamaan peran dalam pembangunan, hingga belum menerima manfaat pembangunan yang sama dengan laki-laki,” terangnya. 

Pengarusutamaan gender di setiap sektor pembangunan menjadi tugas dan tujuan bersama, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. 

Memperjuangkan kesetaraan gender juga menurutnya tidak berarti mendorong perempuan menjadi sama dengan lelaki. 

“Namun mendobrak stigma-stigma yang masih meminggirkan posisi perempuan dan memberikan kesempatan seadil-adilnya agar perempuan dan laki-laki bisa hidup dalam posisi yang setara dan sejajar,” ujar Menteri PPPA.

Bintang Puspayoga mengatakan kesenjangan dan bias gender yang masih terjadi merupakan perjuangan bagi semua. Potensi dan kekuatan perempuan pun tidak bisa di pandang sebelah mata. 

“Penyebutan perempuan sebagai Ibu Bangsa tentu bukanlah kiasan semata, peran perempuan mulai dari keluarga, sektor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pembangunan nasional sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi,” terangya.

Perempuan juga harus mendapatkan pendidikan, wawasan, dan diberikan kesempatan untuk berkarir di ranah publik. 

Bintang Puspayoga meyakini, perempuan memiliki potensi yang luar biasa, tidak bisa dipandang sebelah mata, dan tidak bisa ditempatkan hanya sebagai warga kelas dua. Melainkan sejajar sebagai mitra dalam konteks apapun bersama laki-laki.

“Bermimpilah setinggi langit dan wujudkanlah. Jagalah selalu semangat Kartini di hatimu. Jadilah perempuan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Buatlah tanah airmu bangga dengan karya, inovasi, dan ekspresi. Jadilah perempuan tangguh yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi perempuan lainnya. Perempuan berdaya, Indonesia maju,” ungkap Menteri PPPA di Jakarta.

“Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia” tutupnya.