Penyebab Anggota Exalos Tewas Digit Ular di Raja Ampat

Dokter ahli gigitan ular berbisa di Indonesia Dr dr Tri Maharani, M.Si. Sp. Em mengungkapkan pemerhati sekaligus anggota Exalos Indonesia, Anaas Muhtazul’ulum dibawa ke Puskesmas Folley untuk memperoleh perawatan medis.
Dokter ahli gigitan ular berbisa di Indonesia Dr dr Tri Maharani, M.Si. Sp. Em mengungkapkan pemerhati sekaligus anggota Exalos Indonesia, Anaas Muhtazul’ulum dibawa ke Puskesmas Folley untuk memperoleh perawatan medis.

Gemapos.ID (Jakarta) - Dokter ahli gigitan ular berbisa di Indonesia Dr dr Tri Maharani, M.Si. Sp. Em mengungkapkan pemerhati sekaligus anggota Exalos Indonesia, Anaas Muhtazul’ulum dibawa ke Puskesmas Folley untuk memperoleh perawatan medis.

Hal ini dilakukan memakai transportasi laut diantar masyarakat Papua di Misool Raja Ampat.

"Melalui jaringan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saya menelepon dokter di Puskesmas Folley Misool Raja Ampat untuk memberikan langkah-langkah penanganan terhadap korban, namun tidak tertolong karena tidak ada peralatan yang khusus guna penanganan gigitan ular berbisa," katanya.

Tri Maharani mengaku dia dikontak Anaas Muhtazul’ulum pada 30 menit setelah digigit ular berbisa untuk meminta pertolongan. 

Hal ini dijawab dengan meminta Anaas Muhtazul’ulum mendatangi Puskesmas Folley Misool Raja Ampat untuk memperoleh perawatan medis setelah dia digigit ular.

Dengan demikian, Tri Maharani menyarankan masyarakat tidak mencari ular Papua, terutama jenis Micropechis ikaheka karena antiracun ini belum ditemukan di dunia.

Masyarakat awam di Papua sudah tahu ular putih adalah ular yang sangat beracun, sehingga menghindarinya.

"Saya pernah melakukan penelitian di Raja Ampat dan saya tahu persis bahwa masyarakat setempat tidak pernah menangkap dan memelihara Micropechis ikaheka karena mereka tahu ular tersebut beracun," tuturnya.

Anaas Muhtazul’ulum mencari ular di Misool Raja Ampat, sehingga hal ini mesti dinilai sebagai kecelakaan kerja yang mesti tidak terjadi sama sekali. Pasalnya, kegiatan mencari ular termasuk Micropechis ikaheka tidak boleh dilakukan lantaran mengancam nyawa.

"Anaas bukan pegiat lingkungan dan pemerhati konservasi, tetapi dia mencari ular untuk jual beli dan ada foto-foto yang dikirim kepada saya dari masyarakat di Misool Raja Ampat," tutrnya. (ant/moc)