Ini Jawaban Kemenkes Ditanya Kemungkinan di Indonesia Ada Deltacron

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pemerintah terus memantau perkembangan Covid-19 varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pemerintah terus memantau perkembangan Covid-19 varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa.

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan pemerintah terus memantau perkembangan Covid-19 varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa. Varian ini adalah gabungan dari Covid-19 Varian Delta dan Covid-19 Varian Omicron. 

"Belum ada bukti terkait peningkatan penularan, keparahan dan lainnya," kata Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada Minggu (13/3/2022). 

Sebelumnya, sejumlah ilmuwan mengonfirmasi kemunculan varian Covid-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta dengan kasus yang dilaporkan di beberapa negara Eropa.

Pemerintah Indonesia terus melakukan pemantauan perkembangan dan mendorong percepatan upaya vaksinasi Covid-19.

"Ya artinya menghadapi apapun juga potensi penularan, percepatan vaksinasi booster dan primer harus disegerakan," ujarnya. 

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama mengemukakan Deltacron merupakan varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2 yang telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi.

"Sekarang memang dilaporkan adanya varian hibrid Deltacron ini, yang disebut gabungan BA.1 dan B.1617.2. Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam variant surveillance report, " ucapnya.

Keberadaan varian Deltacron telah dilaporkan di Siprus sejak 2021, tapi waktu itu banyak yang menganggap virus tersebut hanya sebagai pencemaran di laboratorium.

Selanjutnya, pada 7 Januari 2022 telah dikirim 25 sekuen varian Deltacron ke situs pengumpulan data global genom bernama GISAID.

"Deltacron baru ramai diperbincangkan pada Februari 2022," ujarnya. 

Tjandra mengutarakan Deltacron diduga terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian sekaligus, yakni BA.1 dan B.1617.2. 

"Tapi belum jelas apakah terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu," ujarnya.

World Health Organization (WHO) menyatakan pada awal Januari 2022 kemungkinan seseorang dapat terserang beberapa varian SARS-CoV-2 secara sekaligus.

"Seperti juga mungkin saja seseorang terinfeksi COVID-19 dan juga pada saat yang sama terinfeksi Influenza," tuturnya. (ant/mau)