Alasan Indonesia Belum Bisa Disebut Masuk Endemi Covid-19

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat Indonesia belum memenuhi sejumlah kriteria masuk fase endemi Covid-19 secara global.
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat Indonesia belum memenuhi sejumlah kriteria masuk fase endemi Covid-19 secara global.

Gemapos.ID (Jakarta) - pidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman berpendapat Indonesia belum memenuhi sejumlah kriteria masuk fase endemi Covid-19 secara global.

Berbagai kriteria yang dimaksud adalah 30 provinsi di Indonesia masih memiliki angka rata-rata positivity rate sebesar 5% lebih dengan reproduction number sebesar 1%.

Selain itu angka kematian akibat Covid-19 masih mengalami kenaikan.sebesar 290 jiwa dan menjadikan total kasus kematoan 151.703 jiwa.

“Walaupun mungkin nanti akan ada satu, dua, atau tiga provinsi yang sudah masukan endemi, tapi secara umum Indonesia belum. Kita masih dalam posisi epidemi atau pandemi kalau secara global,” tuturnya.

Walaupun Indonesia sudah bertekad memasuki fase endemi, tapi sejumlah hal yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah seperti cakupan vaksinasi yang tinggi dan pelacakan kasus dan surveilans yang diperkuat.

Protokol kesehatan juga harus dijaga, kualitas dan sirkulasi ventilasi udara di setiap ruangan di rumah penduduk dan ruang publik dan pembiayaan pelayanan kesehatan. 

Jika negara sudah memasuki endemi, artinya tes Covid-19 dan sejumlah obat diberikan secara gratis oleh pemerintah  menjadi berbayar

Pemerintah dinilai memahami kondisi pandemi Covid-19 di dalam negara, sehingga mereka harus bisa memutuskan apakah pembiayaan menggunakan sistem pembayaran dari BPJS Kesehatan atau kebijakan dari pemerintah daerah.

"Kalau statusnya berubah tidak kedaruratan lagi, berarti aspek dukungan dan peran pemerintah dalam mendukung itu tidak sebanyak sebelumnya. Yang gratis jadi banyak yang hilang, testing atau obat itu semua jadi yang akan harus disiapkan dalam masa transisi,” ucapnya.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menambahkan pandemi Covid-19 masih terus terjadi di Indonesia. Saat ini pelacakan kasus positif dilakukan karena banyak orang bergejala ringan hingga tak bergejala.

Walaupun tingkat keparahan Covid-19 akibat Omicron tidak separah Delta, tapi vaksinasi dan protokol kesehatan tidak bisa dilonggarkan.

Namun, semua pihak harus terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan melakukan vaksinasi agar angka kematian dan keterisian rumah sakit terus berada pada level yang rendah.

Vaksinasi sebagai pembentuk imun merupakan senjata utama melindungi semua orang dan menjadi hal yang tidak bisa ditawar.

Jika ini masih bisa menyentuh cakupan vaksinasi yang lebih tinggi, maka pemerintah diharapkan terus memperluas vaksinasi sampai tidak terjadi tertinggal.

Kalau mau menyelesaikan pandemi Covid-19, maka imunitas penduduk harus ditingkatkan. 

“Kalau kita kita ingin sebagai negara yang pertama di dunia atau di kawasan Asia yang menyelesaikan pandemi Covid-19,” ujarnya. (ant/din)