Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dihentikan Sementara

kereta cepat
kereta cepat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghentikan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung selama 14 hari kerja mulai Senin (2/3/2020) kemarin. Karena, hal ini belum memiliki analis dampak lingkungan (amdal) pengerjaan lintasan rel terutama di sepanjang Jalan Tol Cikampek. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga, menyatakan manajemen konstruksi di lapangan kurang diperhatikan oleh kontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Beberapa hal yang dimaksud seperti keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan. Kemudian, mereka membiarkan tumpukan-tumpukan material yang terletak di pinggir-pinggir, drainase yang tertimbun dan tertutup, sehingga menimbulkan banjir. “Intinya itu saja," katanya. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menambahkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyumbat saluran air di ruas tol Jakarta-Cikampek (Japek). Kemudian, ini menyebabkan banjir di Tol Japek kilometer (km) 19 dan km 24. “Ada tiga saluran air yang terhambat karena antara parit ditutup pakai beton,” ujarnya. Semua pihak terkait telah dikumpulkan Kementerian Perhubungan (Kemhub) guna menyelsaikan masalah tersebut yakni Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Wijaya Karya (Wika), Waskita Karya, dan Jasa Marga. Jadi, dampak banjir tidak terjadi kembali di Tol Japek. "Kita rakor untuk lihat faktor penyebabnya yakni gorong-gorong tersumbat, jalur air dibeton, tanggal lima itu sudah selesai, sudah ada MoU bagi tugas untuk treatment," ucapnya. Pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga menyebabkan ledakan pipa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina di lokasi proyek. Kejadian ini betakibat rumah retak dan jalan rusak. (mam)