DPR RI Nilai Pemindahan IKN Akan Memperkokoh Wawasan Nusantara

Ilustrasi IKN baru di Kalimantan
Ilustrasi IKN baru di Kalimantan

Gemapos.ID (Jakarta) - Anggota Pansus RUU Ibu Kota Negara (IKN) DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menilai pemindahan IKN akan memperkokoh wawasan Nusantara. Ia mengatakan keuntungan lain pemindahan IKN adalah mempercepat pemerataan.

Hal tersebut dikatakan oleh Zulfikar Arse Sadikin dalam rilis di Jakarta, hari ini (26/1/22). 

"Karena kita memandangnya dari tengah, Kalimantan kan tengah. Bayangkan kalau sisi timur Kalimantan, seperti pantura, sisi barat Kalimantan seperti pansela (pantai selatan), mempercepat Sulawesi, Maluku, dan Papua," ucapnya.

Dia mengatakan, pemindahan IKN untuk mengembalikan kesadaran semua bahwa Indonesia ternyata terdiri atas banyak pulau.

Selain itu, ia mengatakan pemerataan akan lambat dicapai jika IKN di Jakarta karena pola pikir yang terbangun adalah Indonesia itu Jawa.

"Kalau ini kita pindah, 'mindset' kita makin terbuka sehingga kita dituntut untuk memperhatikan semua pulau dan akhirnya membuat kita meratakan pembangunan serta semua wilayah merasakan peningkatan kemajuan dan kesejahteraan," katanya.

Zulfikar mengatakan wacana pemindahan IKN sudah muncul sejak presiden sebelum Jokowi. 

Sebelumnya, Presiden Soekarno pada 1957 menggagas pemindahan IKN ke Palangka Raya saat meresmikan kota tersebut sebagai Ibu Kota Kalimantan Tengah.

Kemudian, Presiden Soeharto pada 1997 mengeluarkan Keppres Nomor 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai kota mandiri, dimaksudkan awalnya untuk pusat pemerintahan.

Selanjutnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2013 menyodorkan skenario mempertahankan Jakarta sebagai Ibu Kota, namun direncanakan dan dibangun benar-benar atau memindahkan pusat pemerintahan keluar dari Jakarta.

Menurutnya, baru pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang berani untuk menunjukkan niat sungguh-sungguh pindah IKN.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong menjelaskan bahwa pemindahan IKN terkait semangat Indonesia sentris. Selama ini pembangunan dan hasilnya terlalu berat ke barat, khususnya Jawa sehingga memunculkan istilah Jawa sentris.

Dengan demikian, maka jarak ketertinggalan dari Indonesia bagian barat dan Jawa bisa lebih pendek. Selain itu, kata Wandy pemindahan IKN terkait bagaimana mewujudkan cita-cita Indonesia Maju pada 2045.

"Dengan adanya IKN sebagai kota yang 'smart', 'green', 'beautiful', dan 'sustainable', maka harapan tentang Indonesia Maju tidak hanya akan menjadi konsep belaka. Tapi menjadi 'showcase' yang bisa ditiru kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia," kata Wandy.

Menurut dia, masyarakat yang salah persepsi atau belum mengetahui soal visi dan alasan pemindahan IKN perlu mendapatkan sosialisasi. Wandy memberikan contoh sejumlah negara yang berhasil memindahkan IKN, seperti Kazakhstan, Brasil, Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat.(ant/ra)