Obat Antivirus Covid-19 Ini Diimpor Pemerintah Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan sebanyak 400.000 obat antivirus Covid-19 buatan Pfizer merek Paxlovid sudah tiba di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan sebanyak 400.000 obat antivirus Covid-19 buatan Pfizer merek Paxlovid sudah tiba di Indonesia.

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan sebanyak 400.000 obat antivirus Covid-19 buatan Pfizer merek Paxlovid sudah tiba di Indonesia. 

Obat ini diimpor pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19, terutama untuk mengantisipasi kebutuhan obat jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.

"Rencananya juga akan diproduksi di Indonesia bulan Maret-April," katanya usai rapat terbatas tentang Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta pada Minggu (17/1/2022). 

Pemerintah Indonesia juga sedang memroses untuk mendatangkan Paxlovid yang diharapkan bisa tiba pada Februari 2022. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan arahan kepada pihaknya untuk memastikan obat-obatan ini tidak hanya tersedia di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau rumah sakit pemerintah.

Namun, ini juga tersedia di apotek-apotek yang berlokasi di Indonesia. 

Obat-obatan untuk penanganan Covid-19 akan dibagi dalam kategori bisa dibeli umum, harus dibeli dengan resep dokter, dan hanya bisa diberikan melalui perawatan rumah sakit.

Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mengutarakan peningkatan kasus Covid-19 Varian Omicron akan mencapai puncak sejak 35-65 hari dari awal penularan.

Kasus ini kali pertama teridentifikasi di Indonesia pada pertengahan Desember 2021, tapi kasus di Tanah Air mulai naik pada awal Januari 2022.

"Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat," tuturnya.

Masyarakat diimbau tidak panik menghadapi kemungkinan kondisi tersebut, tetapi lebih kepada melakukan protokol kesehatan secara disiplin, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Walaupun jumlah kasus Covid-19 Varian Omicron akan lebih banyak dibandingkan varian lain dan penularan lebih cepat, tapi angka rawat inap di rumah sakit lebih rendah dibanding dengan yang disebabkan varian Delta. (ant/mam)