Duta Besar Fientje Merupakan Perempuan Papua Pertama yang Menjabat Sebagai Duta Besar RI

Duta besar Fientje Maritje Suebu, perempuan pertama asal Papua yang menjabat sebagai Duta besar RI
Duta besar Fientje Maritje Suebu, perempuan pertama asal Papua yang menjabat sebagai Duta besar RI

Gemapos.ID (Jakarta) - Duta besar Fientje Maritje Suebu merupakan perempuan pertama asal Papua yang menjabat sebagai Duta besar RI bagi negara sahabat. Presiden Joko Widodo hari ini (12/1/2021) telah melantik tiga duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (Dubes LBPP) untuk sejumlah negara sahabat.

Salah satu dari tiga Dubes yang dilantik presiden hari ini adalah duta besar perempuan yakni Dubes Fientje Maritje Suebu yang ternyata merupakan anak dari kepala suku, salah satu suku di Papua.

Diketahui, Dubes Fientje Maritje Suebu merupakan Dubes LBPP RI untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, yang berkedudukan di Wellington.

Hari ini dilansir Kompas TV, diketahui sosok Fientje merupakan anak perempuan satu-satunya diantara lima putra seorang kepala suku di Papua. Perempuan kelahiran Sentani ini sudah berkiprah di Kementerian Luar Negeri selama 31 tahun. 

Fientje sempat menempuh pendidikan di sekolah dinas luar negeri. Setelah lulus dia direkrut Departemen luar negeri, lalu pindah ke Jakarta.

Sebelum dilantik menjadi Dubes RI, Fientje menjabat sebagai wakil kepala perwakilan di Kedutaan Besar RI untuk India. Fientje menduduki jabatan tersebut sejak Februari 2018. 

Pada Juli 2021, DPR menyatakan Fientje lolos uji kelayakan dan kepatutan sebagai duta besar. Ia menyebutkan, selain bergelut sebagai diplomat, ia juga merupakan ibu dari 3 orang anak.

Fientje mengatakan, menjadi ibu dan seorang diplomat perempuan menurutnya hal yang tidak mudah, karena ia harus melakukan perjalanan ke negara lain setiap tiga hingga empat tahun.

Kata dia, salah satu tantangannya adalah beradaptasi dengan berbagai sistem pendidikan di negara lain.

Meski begitu, dia tetap mendapatkan dukungan dari sang suami, Philpus Sarwom yang memilih tinggal di Jakarta dengan 3 anaknya agar bisa menyelesaikan pendidikan.

Selain itu, menurut Fientje dengan karirnya sebagai diplomat, Fientje ingin menunjukkan bahwa orang Papua juga bisa berdaya seperti orang lainnya.

Ia yakin bahwa perempuan Papua mampu menjadi agen perubahan di bidangnya masing-masing. Tidak hanya menduduki posisi eksekutif, tapi juga legislatif atau yudikatif, serta mampu bersaing di era globalisasi.(trb/ap)