Inflasi Energi di Tingkat Global Picu Tantangan Besar Untuk Indonesia

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira

Gemapos.ID (Jakarta) - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan inflasi energi dan inflasi pangan menjadi bagian dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh Indonesia di tahun 2022 agar ekonomi nasional terus tumbuh. 

Hal ini ia katakan sebagai pengamat ekonomi, saat menerangkan krisis energi yang terjadi secara global bisa turut berdampak sampai ke sektor UMKM di Indonesia, dalam webinar bertajuk "Masihkah Pandemi Akan Mengganggu Pertumbuhan Ekonomi 2022" hari ini(7/1/22).

"Kemarin UMKM banyak yang protes, sudah bahan pangan naik, kemudian harga elpiji nonsubsidi juga meningkat. Tahun 2022 subsidi elpiji mau diarahkan kepada subsidi tertutup, jadi ada beberapa penyesuaian yang berimbas pada inflasi," kata Bhima.

Ia juga mengatakan, krisis energi yang sedang terjadi di tingkat global, selain sebagai tantangan juga menjadi peluang bagi Indonesia. 

Posisi Indonesia, kata Bhima, diuntungkan karena memiliki cadangan batu bara yang besar. Terlebih lagi saat ini pemerintah menerapkan kebijakan pelarangan ekspor total batu bara untuk kepentingan memenuhi pasokan dalam negeri.

Selain inflasi energi, tak lupa Bhima juga menjelaskan tentang inflasi komoditas pangan yang perlu intervensi pemerintah untuk menekannya. Tingginya harga komoditas pangan seperti cabai, minyak goreng, dan telur berdampak pada UMKM seperti warung-warung kecil.

Menurut Bhima, akibat dari aktivitas work from home (WFH) yang diterapkan selama pandemi. UMKM di sektor makanan dan minuman yang paling terdampak, apalagi untuk mereka yang memiliki usaha di lingkungan sekitar perkantoran, tetapi hal itu dapta di atasi oleh peluang di mana layanan pesan antar mengalami peningkatan selama pandemi.

"Untuk industri makanan dan minuman memang potensinya bagus. Untuk pesan antar makanan dan minuman tahun 2021 tumbuhnya lebih dari 24 persen. Jadi restoran yang sudah gabung dengan Gojek, Grab, ShopeeFood mengalami kenaikan permintaan," katanya.

Selain itu, ada pula tantangan sertifikasi terhadap produk yang ramah lingkungan. Bhima menerangkan saat ini permintaan terhadap produk atau usaha yang memerhatikan lingkungan cukup tinggi. 

Terahir, tantangan yang harus dihadapi adalah tantangan digitalisasi yaitu bagaimana agar UMKM bermigrasi ke pemasaran digital, serta ancaman perlindungan data pribadi.(ant/ar)