Apa Dampak Partai Golkar Bajak Ganjar Pranowo Untuk Pilpres 2024?

adi prayitno
adi prayitno
Gemapos.ID (Jakarta) - Parameter Politik Indonesia menyatakan perseteruan perebutan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 antara Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurdin Halid dengan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bisa berakibat hubungan kedua parpol ini memanas. Walaupun, Partai Golkar mengambil Ganjar Pranowo apabila dia tidak diusung PDIP dalam Pilpres 2024. "Wajar kalau Golkar kepincut ingin 'bajak' Ganjar karena selama itu terkesan diabaikan PDIP. Golkar terlihat serius mencari tandem jempolan untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga (Hartarto)," kata Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pada Senin (15/11/2021). Partai Golkar siap membentangkan karpet kuning jika karpet merah PDIP tidak diberikan kepada Ganjar Pranowo. Godain ini membuat PDIP tidak nyaman, sehingga ini bisa berpotensi menimbulkan disharmonisasi. "Apapun judulnya, Ganjar masih kader mereka yang saat ini jadi darling, jika komunikasi tak diatur dengan baik, ini bisa jadi bibit disharmonisasi antara PDIP dan Golkar," ucapnya. Adi menilai seandainya Ganjar Pranowo dibajak Partai Golkar, maka ini akan berpotensi big match di Pilpres 2024. Kedua parpol ini bersaing sejak masa Orde Baru hingga 2009. "Baru Pilpres 2014 dan 2019 beralih ke Gerindra jadi rival PDIP," jelasnya. Walaupun demikian, PDIP akan tetap kuat tanpa Ganjar Pranowo jika mengusung calon yang tepat selain Ganjar pada 2024. Namun, dia mengingatkan kekalahan PDIP pada Pemilu 2004. "Tapi kalau salah usung capres, tentu kekuatan PDIP ada batasnya seperti kekalahan pada Pemilu 2004 lalu. Kalau tetap dengan Ganjar bisa dipastikan PDIP tetap kokoh karena efek ekor jas usung Ganjar elektabilitasnya bagus," ucapnya. Sementara itu Ganjar Pranowo selalu menjawab singkat ketika ditanya soal politik terutama Pilpres 2024. "Halah ora urusan (nggak mengurusi), masih jauh gitu kok dukung-mendukung, rebut-merebut, apa. Enggak, enggak, saya tetap PDIP!" ucapnya.