Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat ekonomi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai kebakaran tangki minyak di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, akan memperbesar biaya impor Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan impor minyak Indonesia sebanyak 10,57 juta barel periode Januari 2021-Juli 2021. Jumlah itu naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari sebesar 10,33 juta barel. Impor minyak telah mencapai US$6,18 miliar pada semester I 2021 atau naik sebesar 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari hanya US$4,18 miliar. Hal ini akibat lonjakan harga minyak dunia. Dampak lain dari kebakaran tangki minyak di area kilang sebanyak tiga kali tahun ini bisa memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021. Kejadian ini membuat Pertamina harus mengamankan seluruh aset penting terutama kilang dan tangki minyak dengan menerapkan sistem keamanan berlapis sesuai dengan standar internasional. "Sistem pengamanan tersebut harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan lembaga independen," ujarnya. Sebelumnya, Pertamina mengalami kebakaran tangki 36 T-102 di area Kilang Cilacap pada Sabtu (13/11/2021) pukul 19.10 WIB. Tangki ini berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter. Kebakaran tangki 36 T-102 direspon Pertamina melakukan alih tangki komponen produk Pertalite yang tidak terbakar di tangki 36 T-101 ke Terminal BBM Lomanis.