Pengamat Tanggapi Skenario 3 Capres pada Pilpres 2024

Created with GIMP
Created with GIMP
Gemapos.ID (Jakarta) - Institute for Democracy & Strategic Affairs menyatakan tiga skema kekuatan pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang muncul ke permukaan sekarang dinilai spekulatif dan kurang masuk akal. Karena, ini hanya lebih menunjukkan partai-partai di luar pemerintahan dibandingkan dinamika koalisi dan sejarah kompetisi politik sebelumnya. "Salah satu indikasinya, hal itu ditunjukkan oleh disatukannya tiga partai beridentitas partai Islam atau partai berbasis umat Islam seperti PKB, PAN, PPP, dan meng-exclude (mengeluarkan) PKS," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam pada Selasa (24/8/2021). Beredar di lapangan skema tiga kekuatan yang akan bertarung di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Ketiga kekuatan yang dimaksud adalah PDIP dan Partai Gerindra sebesar 31,87%, Partai Golkar dan Partai Nasdem sebesar  21,36%, serta PKB, PAN, dan PPP sebesar 21,05%. Persentase tadi dihitung dari jumlah kursi yang terdapat di DPR yakni PDIP sebesar 128 kursi Partai Golkar sebesar 85 kursi, Partai Gerindra sebesar 78 kursi, dan Partau Nasdem sebesar 59 kursi Kemudian, PKB sebesar 58 kursi, PAN sebesar 44 kursi, PPP sebesar 19 kursi, Partai Demokrat sebesar 54 kursi dan PKS sebesar 50 kursi. PKS tidak bisa digabungkan dengan PKB, PPP, dan PAN lantaran basis massa satu sama lain berbeda masing-masing. Apalagi, PKS diperkirakan meraih suara besar dari kalangan muslim konservatif. “PKB dan PAN yang keduanya memiliki latar belakang sosial kultural yang berbeda, dari basis NU dan Muhammadiyah, menjadi lebih kurang make sense," tuturnya. Sementara itu Partai Demokrat dinilai terus melakukan komunikasi politik di belakang panggung. Kondisi ini diperolehnya setelah tidak masuk pilihan umat Islam.