Indonesia Dukung Inisiasi Malaysia Prioritaskan Kesejahteraan Bersama untuk Pertemuan APEC 2020

download (5)
download (5)
Putrajaya, 20 Februari 2020 – Indonesia mendukung inisiasi Malaysia yang mengusung tema “Optimizing Human Potential for a Future of Shared Prosperity” untuk pertemuan APEC tahun 2020. Tema ini mengandung ajakan bagi anggota Ekonomi APEC untuk fokus kembali pada tujuan fundamental APEC yaitu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan bagi masyarakat di Kawasan Asia Pasifik. Tema ini diusulkan Malaysia sebagai tuan rumah penyelenggaraan APEC 2020. Hal ini disampaikan Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan Antonius Yudi Triantoro saat menghadiri pertemuan pertama Komite Perdagangan dan Investasi APEC (CTI1) di Putrajaya, Malaysia, pada Selasa (18/2). “Indonesia memandang penting kontribusi APEC untuk mengatasi ketidakpastian dalam perekonomian dan perdagangan global saat ini. Kontribusi ini dapat dicapai dengan meningkatkan potensi sumber daya manusia untuk kemakmuran bersama di masa depan. Ekonomi APEC diharapkan dapat menjadi pilar kestabilan ekonomi dunia dengan berfokus pada kerja sama ekonomi yang adil agar seluruh lapisan masyarakat dapat berpartisipasi dan menikmati kesejahteraan ekonomi secara merata," jelas Yudi. Yudi juga menyampaikan, setidaknya ada dua hal yang menjadikan tahun keketuaan Malaysia sangat penting. Pertama, target pencapaian Bogor Goals yang disepakati tahun 1994 akan berakhir pada 2020 sehingga ekonomi APEC perlu menyusun visi baru paska Bogor Goals. Kedua, pada dua tahun terakhir yaitu 2018 dan 2019, forum APEC gagal mencapai kesepakatan di tingkat pemimpin APEC untuk mengatasi berbagai tantangan global. “Sebagai tuan rumah, Malaysia menghadapi tantangan yang cukup besar, yaitu pencapaian target Bogor Goals yang masih belum sesuai harapan, tidak mudahnya merumuskan visi baru APEC pasca-2020 yang dapat mengakomodasi kepentingan seluruh ekonomi APEC, dan besarnya harapan dapat disepakatinya deklarasi bersama tingkat pimpinan APEC tahun ini,” tambah Yudi. Untuk itu, Indonesia turut mendukung tiga prioritas utama yang diangkat Malaysia guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pertama, perbaikan narasi perdagangan dan investasi. APEC sebagai forum ekonomi harus dapat mengembalikan kepercayaan (trust) negara-negara di Asia Pasifik terhadap perdagangan, investasi, dan sistem perdagangan multilateral secara inklusif dan berkelanjutan. Kedua, mengurangi kesenjangan di era digital melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi digital, mendorong partisipasi seluruh lapisan masyarakat termasuk peningkatan peran wanita serta mendukung perkembangan perusahaan rintisan digital. Ketiga, perhatian terhadap kelestarian lingkungan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi pengelolaan limbah dan pengembangan energi yang ramah lingkungan. Menurut Yudi, prioritas tuan rumah Malaysia dinilai sejalan dengan hal-hal yang selama ini diperjuangkan Indonesia pada forum APEC, khususnya pertumbuhan ekonomi inklusif yang menjamin pemerataan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. "Dalam penyusunan visi APEC pasca-2020, Indonesia terus mendorong agar visi APEC mengedepankan inisiatif yang mendukung pemberdayaan UMKM, pelaku bisnis perempuan, pembangunan daerah pedesaan dan pengentasan kemiskinan, serta upaya meningkatkan daya saing sumber daya manusia untuk mengurangi kesenjangan digital,” imbuh Yudi. Selain itu, lanjut Yudi, Indonesia juga berperan aktif sebagai negara pelopor (champion economy) dalam mendukung implementasi cetak biru (blueprint) APEC terkait rantai nilai global (GVC) untuk periode 2020-2025. “Peran aktif Indonesia ini sesuai arahan Presiden dalam RPJMN 2020-2024 dalam mendukung transformasi ekonomi Indonesia, dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi ekonomi yang berdasar pada daya saing manufaktur dan jasa modern yang bernilai tambah tinggi. Indonesia juga akan bekerja sama dengan negara pelopor lainnya, yaitu Tiongkok dan Amerika Serikat, dalam merancang program peningkatan kapasitas bagi Ekonomi APEC dalam mengambil manfaat lebih dari GVC,” pungkas Yudi. Sekilas Mengenai APEC Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama 21 Ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama di APEC meliputi kerja sama perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong perdagangan dan investasi di antara sesama ekonomi anggotanya. Ekonomi anggota APEC terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, Chile, Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Kerja sama APEC bersifat nonpolitis dimana keputusan-keputusan yang dihasilkan seringkali tidak bersifat mengikat. APEC bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan di Asia Pasifik. Pada 2019, anggota ekonomi APEC mewakili 39 persen penduduk dunia (2,9 miliar), 47 persen dari perdagangan global (USD 22 triliun), dan 60 persen dari total riil produk domestik bruto (PDB) dunia (USD 48 triliun). Ekspor perdagangan Indonesia dengan kawasan APEC secara nilai menunjukkan peningkatan pada 2018. Total nilai ekspor Indonesia tahun 2018 ke anggota APEC meningkat sebesar USD 129,2 milliar, dibandingkan tahun 2017 sebesar USD 117,9 miliar.(AAN)