Orang Berkomorbid Disetujui BPOM Vaksinasi di Indonesia

penny lukito-bpom-gemapos
penny lukito-bpom-gemapos
Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengemukakan suatu teknologi khusus dibutuhkan Indonesia untuk penyimpanan vaksin Moderna. Hal ini lantaran vaksin Moderna berplatform messenger RNA (mRNA). "Vaksin ini diterima dari Covax bersama teknologi penyimpanan dan distribusinya," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito di Jakarta pada Jumat (3/7/2021).\ Vaksin Moderna membutuhkan ruang penyimpanan rantai dingin bersuhu minus 20 derajat celcius di dalam kontainer khusus.Teknologi ini akan datang bersamaan dengan vaksinnya. “Dengan adanya Moderna di Indonesia ke depan, akan lebih banyak lagi vaksin lainnya, seperti Pfizer juga akan datang dalam waktu dekat masuk Indonesia," ucapnya. Penny menguatarakan penanganan vaksin Moderna di Tanah Air berbeda dengan sejumlah vaksin pendahulunya seperti AstraZeneca, Sinovac, dan Sinopharm. "Kalau AstraZeneca disimpan dalam rantai dingin bersuhu 2-8 derajat celcius, namun kali ini (Moderna) agak berbeda teknologinya," tuturnya. Moderna diptoduksi oleh ModernaTX Inc dari Amerika Serikat (AS) diperoleh Indonesia melalui skema Covax Facility sebagai jalur multilateral pendistribusian vaksin Covid-19 di dunia. BPOM memberikan Emergency Use Authorization/EUA (izin penggunaan darurat) untuk vaksin Covid-19 Moderna di Indonesia. Langkah ini berdasarkan hasil kajian dari Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). “EUA untuk vaksin Moderna merupakan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 kelima yang diterbitkan oleh BPOM,” ujarnya. Sebelumnya, BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk CoronaVac dari Sinovac Life Sciences China, yang diproduksi PT Bio Farma, AstraZeneca dari Covax Facility, dan vaksin Sinopharm dari Beijing Bio-Institute of Biological Products. Penny mengemukakan vaksin Moderna dapat gunakan  bagi kelompok warga berusia 18 tahun ke atas melalui injeksi intramuskuler dengan dosis 0,5 ml. Hal ini diberikan sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu bulan. Hasil kajian BPOM bersama tim ahli menunjukkan bahwa reaksi lokal dan sistemik vaksin Moderna secara umum dapat ditoleransi. Kejadian yang paling sering adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan sendi. "Ini umumnya didapatkan setelah suntikan kedua," ucapnya. Kemanjuran vaksin tersebut berdasarkan data uji klinik fase tiga sampai  94,1% pada kelompok usia 18-65 tahun dan 86,4% pada orang dalam kelompok usia di atas 65 tahun. Vaksin ini juga memberikan profil keamanan dan efikasi yang sama pada populasi dengan komorbid seperti paru kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver, hati, dan HIV.