Connie Rahakundini Diminta Salurkan Analisa ke Partai Nasdem

ujang komaruddin
ujang komaruddin
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin berharap pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie bersikap objektif saat memandang suatu masalah. Pernyataan dia dituding melakukan keberpihakan. "Mestinya dijaga ruh, marwah sebagai pengamat," katanya pada Jumat, 28 Mei 2021. Connie Rahakundini Bakrie dinilai Ujang sulit melakukan itu termasuk dugaan keberadaan Mister M sebagai mafia alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini didasarkan dia sudah menjadi Anggota Dewan Pakart Partai Nasional Demokrat (Nasdem). "Soal posisi pengamat ya, pengamat saja, tidak usah berpartai. Kalau berpartai, pengamatnya ditinggalkan sehingga perspektif, pendapat, dan pandangannya objektif," ujarnya. Connie Rahakundini Bakrie disarankan membuka dugaan mafia alutsista melalui saluran Partai Nasdem. Hal ini akan menunjukkan keberaniannya. "Berani tidak? Nah, itu lebih menunjukkan sikap seorang kesatria," tuturnya. Sebelumnya, Connie Rahakundini Bakrie menduga keberadaan mafia alutsista berinisial Mister M dalam modernisasi alutsista. Dia juga mempertanyakan rencana dan nilai modernisasi alutsista selama 25 tahun ke depan yang dinilai terlalu besar bagi Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah meminta Connie Rahakundini Bakrie melaporkan dan terbuka soal siapa Mister M. Persoalan modernisasi dan evaluasi sistem persenjataan telah dibahas Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR pada beberapa waktu yang lalu. Namun, pembahasan ini dilakukan secara tertutup dan tidak dapat diliput oleh media. “Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam,” kata Hadi. Pada kesempatan itu Margono mengemukakan bagian KRI Nanggala-402 yaitu periskop dan lampu pengenal masih dapat dilihat kapal penjejak sea raider milik Komando Pasukan Katak TNI AL pada 21 April 2021 pukul 3.00 WITA. “Dalam jarak 50 meter, mereka bisa melihat langsung kondisi malam selam KRI Nanggala-402 saat itu (menjelang menyelam ke kedalaman, Red),” tuturnya. Namun sampai pukul 5.00 WITA KRI Nanggala-402 tidak muncul dan komunikasi dengan kapal putus. Jadi, dia memerintahkan jajarannya untuk melakukan pencarian. Di sana ada sekitar 21 KRI yang bersamaan pada latihan tersebut dan ada KRI yang memiliki sonar, sehingga bisa langsung melaksanakan pencarian. "Proses pencarian memakan waktu mulai 21-25 April, di mana pada 24 April pukul 15.00 WITA KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk,” tuturnya.