Laju Penularan Varian Baru Covid-19 Lebih Cepat 3,5 Kali Lipat

Dante Saksono Harbuwono.3
Dante Saksono Harbuwono.3
Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan laju penularan varian baru Covid-19 lebih cepat hingga 3,5 kali lipat dibandingkan virus serupa yang sudah lebih dulu berada di Indonesia. Angka ini melebihi target sebesar 0,9 atau paling tinggi satu kali lipat. "Analisis ini diketahui dari pengamatan Kemenkes atas kasus yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng)," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pada Kamis (27/5/2021). Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II-A Cilacap melakukan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan terhadap 20 anak buah kapal (ABK) pada Selasa (25/5/2021). Hal ini dilakukan setelah perjalanan dari India. Sebanyak 14 dari 20 kasus mutasi virus yang menular pada 31 tenaga kesehatan. "Ini memperlihatkan bagaimana agresifnya penularan dari virus yang masuk dalam klasifikasi Variant of Concern (VoC) WHO kepada orang lain," ucapnya. Dari 31 kasus penularan yang dialami tenaga kesehatan, ucap Dante, dilakukan pelacakan kasus kepada keluarga mereka dan ditemukan 12 kasus penularan lainnya. Pelacakan berlanjut pada kejadian kontak dari keluarga tenaga kesehatan, hingga ditemukan kembali enam kasus lainnya. Covid-19 melakukan perubahan secara biologis bermutasi supaya mereka tetap bisa hidup. Hal ini bermula dari Inggris, India, Afrika Selatan, dan Indonesia. Hal ini dibutuhkan gerakan antisipasi supaya perubahan secara endogen tidak berpengaruh pada penyebaran kasus. "Peningkatan kasus adalah kombinasi mobilisasi penduduk dan perubahan pola varian kasus secara mutasi," ucapnya. Indonesia sedang meningkatkan aktivitas surveilans genomik guna mendeteksi dini mutasi Covid-19. Sebanyak 1.744 sampel telah diperiksa Indonesia. "Seluruh daerah wajib mengumpulkan lima dampai sepuluh sampel setiap pekan. Kita periksa dan lihat berapa jumlah VoC," ucapnya. Dante mengemukakan dari data tersebut akan dilakukan pelacakan yang spesifik saat ditemukan mutasi VoC asal India, Inggris, dan Afrika Selatan. Dari hasil evaluasi, ada 54 kasus mutasi yang terjadi di Indonesia, 35 kasus di antaranya VoC berasal dari luar Indonesia dan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia. Tidak ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk VoC yang terjadi secara mutasi," ucapnya.