Jaringan Teroris Galang Dana Lewat Fintech

Azis Syamsuddin-dpr-gemapos
Azis Syamsuddin-dpr-gemapos
Gemapos.ID (Jakarta) - Wakil Ketua DPR RI M Azis Syamsuddin meminta BNPT dan PPATK segera melacak dugaan transaksi gelap. Hal ini dilakukan lima jaringan terorisme menggunakan fintech, crowdfunding, dan organisasi nirlaba di Indonesia. "Kecurigaan tersebut sejalan dengan penggalangan dana melalui kampanye di media sosial dengan modus bantuan kemanusiaan," katanya pada Jumat (16/4/2021). Bantuan itu untuk bencana alam, korban konflik Palestina dan Suriah, warga terpapar Covid-19, dan bantuan panti asuhan. Azis mencurigai operasi dengan memanfaatkan beberapa momentum Cara-cara itu dimainkan oleh lima kelompok teroris dengan menyebar propaganda radikal secara terselubung. Langkah ini guna perekrutan melalui dunia maya. Lima jaringan teroris itu adalah jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dan Jamaah Islamiyah (JI). Selanjutnya, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) terafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah dan Front Al-Nusrah. Kemudian, kelompok JAT. Kelompok JAT melahirkan kelompok teroris lainnya yakni Jamaah Ansharut Syariah (JAS) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Terakhir, Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). JAK terdapat di Indonesia sejak 2016 dan menamakan diri JAK Nusantara. Kelompok teroris ini dipimpin oleh Bahrunnaim yang merupakan Khatibah Nusantara ISIS Indonesia. "Masyarakat khususnya lingkungan keluarga untuk tetap waspada pada pola sasaran 'captive audience'," ucapnya. Jaringan teroris akan tetap menekankan penyebaran narasi-narasi yang mampu memengaruhi seseorang. Ajakan bergabung dalam grup WhatsApp hingga diajarkan merakit bom hingga doktrin menjadi pengantin.