Kerusakan Rumah di Malang Akibat Tak Tahan Gempa

Kepala BMKG
Kepala BMKG
Gemapos.ID ( Malang) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan survei dan evaluasi penyebab kerusakan rumah di Malang, Jawa Timur, akibat gempa bumi pekan lalu. Dari hal ini ditemukan struktur bangunan yang tidak memenuhi persyaratan tahan gempa. "Mayoritas bangunan tidak menggunakan struktur kolom pada bagian sudutnya," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Malang pada Rabu (14/4/2021). BMKG menilai kondisi bangunan yang tidak tahan gempa menjadi salah satu penyebab banyak rumah di Malang rusak akibat gempa M 6,1 tersebut. Penyebab kedua adalah kondisi batuan/tanah setempat. Kerusakan banyak terjadi pada endapan aluvium dan endapan lahar gunung api. Ketiga, kondisi topografi setempat yang berupa lereng lembah, yang tersusun oleh tanah atau batuan dengan klasifikasi kerapatan tanah (densitas) sedang. Terakhir adalah jarak terhadap pusat gempa. "Ini temuan hasil survei makroseismik dan mikroseismik BMKG di Malang, Blitar, dan Lumajang," ujarnya. Rumah atau bangunan perlu dipersiapkan dan direncanakan agar kuat dan tahan gempa. Potensi bahaya gempa bumi di Indonesia sangat besar. Dengan demikian, ini harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat dalam membangun struktur bangunan. Hasil survei yang dilakukan BMKG akan diserahkan kepada pemda setempat sebagai bentuk peta mikrozonasi kerentanan gempa bumiuntuk rekonstruksi bangunan.