Pengguna Tol Palembang-Lampung Keluhkan Kondisi Jalan

Jalan-Berlubang-di-Tol-Palembang
Jalan-Berlubang-di-Tol-Palembang
Gemapos.ID (Palembang) Pengguna jalan tol Palembang-Lampung mengeluhkan kondisi jalan bergelombang dan banyak terdapat lubang yang dapat membahayakan keselamatan serta mengurangi kenyamanan pengemudi kendaraan bermotor. Padahal, ruas tol Kayu Agung-Palembang, kata Presiden, merupakan poros terpenting dari proyek besar Tol Trans Sumatera. Sebelumnya Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian dalam konferensi internasional operasional dan pemeliharaan tol virtual di Jakarta beberapa waktu lalu mengakui kondisi layanan jalan tol saat ini dalam kondisi kurang baik. Kondisi pelayanan kurang baik tersebut dikarenakan terdapat keluhan-keluhan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jalan tol. Anggota DPRD Palembang, Normansyah mengatakan dalam kondisi pandemi COVID-19 dalam setahun terakhir dia sering melakukan perjalanan dinas menggunakan mobil pribadi ke Jakarta memanfaatkan jalan tol menuju pelabuhan penyeberangan Bakauheni, Lampung. menurutnya, keberadaan jalan tol Palembang-Lampung cukup membantu menghemat waktu karena bisa ditempuh sekitar 3,5 jam ke Pelabuhan Bakauheni. Untuk pemanfaatan jalan tol yang lebih baik, diharapkan pihak Hutama Karya selaku perusahaan pengelola jalan bebas hambatan itu meningkatkan keamanan dan kenyamanan dengan memperbaiki beberapa ruas jalan yang bergelombang dan berlubang. "Selain memperbaiki jalan bergelombang dan berlubang, diharapkan pula pengelola Jalan Tol Trans Sumatera itu untuk menambah lampu penerangan jalan sehingga perjalanan di waktu malam hari lebih aman," ujar anggota DPRD Palembang dari Partai Gerindra itu. Presiden Joko Widodo saat meresmikan jalan tol Kayu Agung-Palembang di Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada 26 Januari 2021 mengatakan ruas Tol Kayu Agung-Palembang akan memangkas waktu tempuh dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Palembang, menjadi 3-3,5 jam dari waktu semula 12 jam, sehingga akan menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing perekonomian bagi daerah di wilayah selatan Sumatera. “Sekarang hanya perlu waktu 3-3,5 jam. Ini akan menjadi sebuah lompatan besar karena menghemat waktu tempuh hingga 75 persen, dan efisiensi ini jelas akan memberikan kontribusi pada penurunan biaya logistik,” kata Presiden.