Kampung Ciherang Alami Pergerakan Tanah

pemkab sukabumi
pemkab sukabumi
Gemapos.ID (Sukabumi) - Bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat semakin masif. Bahkan, di beberapa titik ditemukan lokasi longsoran dan anjlokan tanah yang bisa mengancam keselamatan warga sekitar. "Ini tanah terus bergerak mulai dari longsor hingga amblas, bahkan retakan tanah terus melebar yang mengakibatkan rumah warga banyak yang amblas dan rusak berat," kata Relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu (20/2/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan bencana yang melanda Kampung Ciherang mengakibatkan 21 rumah terdampak. Rumah itu sudah tidak bisa dihuni lagi. Puluhan rumah tersebut ditempati 24 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sebanyak 58 orang. Sementara untuk rumah yang terancam bencana pergerakan tanah sebanyak 108 unit yang dihuni 122 KK atau 392 jiwa. Dampak dari bencana itusebanyak 57 KK atau 170 jiwa mengungsi dengan rincian 20 KK atau 66 jiwa mengungsi di bangunan SD yang berada di daerah tersebut. Kemudian, sisanya 37 KK atau 104 jiwa mengungsi di rumah kerabatnya. Fasilitas umum yang terdapat di Kampung Ciherang seperti SDN Ciherang, masjid, MCK, dam mushala terancam. Bahkan, jika pergerakan tanah semakin masif, makfasilitas lainnya ikut terdampak. Retakan tanah di kampung itu rata-rata sekitar satu sampai lima meter dengan kedalaman berbeda antara 0,5 hingga tuijuh meter dan jalan lingkungan yang dari arah Jalan Cibodas ke Ciherang sudah mulai hancur. Tebing ymengalami longsor serta retakan di jalan tersebut terus melebar dan memporak porandakan jalan penghubung antar desa itu, sehingga sudah sulit dilalui kendaraan khususnya roda empat. Antisipasi hal yang tidak diinginkan sebanyak 14 rumah terpaksa harus dibongkar karena amblas akibat retakan tanah semakin melebar. Rumah-rumah yang terpaksa harus diratakan dengan tanah ini sudah tidak bisa dihuni. Kondisi pergerakan tanah masih ada dan sekarang lebih aktif karena di beberapa lereng, longsoran, anjlokan semakin masif. "Warga berulangkali dikejutkan dengan suara dentuman dari sekitar lokasi bencana," ujar Asep. Pelaksana Harian (Plh) Bupati Sukabumi Zainul mengemukakan dari hasil kajian yang dilakukan tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang masuk  kategori sedang hingga tinggi. PVMBG merekomendasikan  warga yang tinggal di lokasi bencana untuk direlokasi. Lembaga ini telah berkoordinasi dengan instansi lainnya dan menetapkan  tempat relokasi warga menggunakan lahan milik PTPN. "Kami saat ini sedang menyiapkan berbagai hal, khususnya saranan hunian sementara untuk warga terdampak bencana, agar mereka tidak lama tinggal di pengungsian yang kurang layak," ujarnya.