SBY dan Megawati Saling Kecolongan

marzuki alie
marzuki alie
Gemapos.ID (Jakarta) - Mantan Sekjen Partai Demokrat (PD) Marzuki Alie menceritakan kejadian saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa ‘Megawati kecolongan’ pada 2004. SBY mengatakan hal tersebut setelah lolos dalam pemilu legislatif dengan total kader lolos sebesar 7% lebih. “Pak SBY menyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini’. Kecolongan pertama dia yang pindah, kecolongan kedua dia ambil Pak JK,’ terang Marzuki lebih lanjut. Marzuki bertanya pada SBY tentang apa yang harus ia lakukan saat itu. SBY mengajak Marzuki Alie untuk bergabung dengan PD dan meninggalkan jabatannya di perusahaan semen. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menanggapi cerita tersebut dan mengutip semboyan bahasa Sansekerta ‘Satyameva Jayate’, yang artinya kebenaran yang berjaya. “Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY. Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri, termasuk istilah ‘kecolongan dua kali’,” lanjutnya. Publik dapat menilai cerita SBY dizalimi oleh Megawati ternyata hanyalah politik pencitraan. Dia mengenang cerita yang disampaikan oleh Cornelis Lay bahwa Megawati dinilai memilih SBY sebagai Menko Polhukam di Kabinet Gotong Royong karena SBY adalah menantu dari Sarwo Edhie, serta dikaitkan dengan penyerangan kantor DPP PDIP pada 27 Juli 1996. Berdasarkan penyataan Cornelis, Megawati mengatakan bahwa ia memilih SBY bukan karena ia menantu dari Sarwo Edhie dan ia juga meminta masyarakat untuk tidak melihat masa lalu seseorang. Oleh sebab itu, Megawati juga melarang untuk menghujat Soeharto saat itu. Megawati tidak ingin masyarakat Indonesia mempunyai sejarah yang dinilai kelam. Ia juga tidak ingin masyarakat memuja para presiden ketika berkuasa dan akan menghujatnya ketika sudah tidak berkuasa. "Menjadi paham alasan mengapa wilayah kerja Pertamina di Blok Cepu diberikan kepada Exxon Mobil, setelah Pilpres 2004. Menurutnya, hal tersebut menandakan bahwa bangsa Indonesia telah kecolongan," jelasnya. Sementara itu, Ketua Bappilu PD Andi Arief mengatakan pernyataan Marzuki Alie tentang Megawati kecolongan dengan adalah ‘pernyataan hantu’. “Kenapa hantu? Karena Marzuki mengarang bebas. Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Prabowo. Dendam ideologis?” ujanya. Hasto diminta tidak mengadu domba SBY dan Megawati selaku mantan presiden. Menurutnya,  SBY dan Megawati dapat menjadi panutan bersama sebagai orang yang pernah berjasa dalam sejarah politik Indonesia. Andi juga menyampaikan bahwa kader PD sudah didoktrin dari awal untuk tidak merundung mantan presiden.