Industri Fesyen Salah Satu Sektor Unggulan Pendulang Devisa

12-18-36-post_1584057622_siaran_pers_fesyen_jadi_salah_satu_andalan_produk_kreatif_di_pasar_global
12-18-36-post_1584057622_siaran_pers_fesyen_jadi_salah_satu_andalan_produk_kreatif_di_pasar_global
Gemapos.id (Jakarta) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mendorong pelaku ekonomi kreatif, khususnya di subsektor fesyen, untuk bisa mengambil peluang dengan maksimal di pasar global. Wishnutama Kusubandio dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis (12/3), mengatakan, dari 17 subsektor ekonomi kreatif pemerintah telah menempatkan fesyen, kuliner, dan kriya sebagai sektor unggulan dalam mendulang devisa. "Fesyen sendiri akan terus didorong karena terbukti menjadi salah satu produk ekonomi kreatif andalan Indonesia yang telah menembus pasar global," kata Wishnutama. Data Kemenperin sepanjang Januari hingga Oktober 2019 menunjukkan industri tekstil dan pakaian menyumbang 10,84 miliar dolar AS atau Rp 148 triliun. Secara spesifik Wishnutama kemudian menyebut peluang di industri fesyen muslim. Data dari State of the Global Islamic Economy Report pada 2019 menyebutkan konsumsi fesyen muslim dunia mencapai 270 miliar dolar AS. Di tahun 2022 diproyeksikan meningkat menjadi 373 Miliar dolar AS. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki peluang besar di pasar internasional dan harus dioptimalkan. “Indonesia masuk dalam 3 besar dunia sebagai negara pengekspor produk fesyen muslim dunia, setelah Turki dan Uni Emirat Arab (UAE)," kata Wishnutama. Sementara IIFC atau Indonesia Islamic Fashion Consortium mencatat Indonesia memiliki beberapa keunggulan fesyen Indonesia yang menjadi rujukan dunia. Permintaan busana muslim Indonesia melalui toko darling (online) dari mancanegara terus meningkat. Tingginya permintaan produk fesyen impor dari mancanegara terlihat dari data permintaan melalui e-commerce pada tahun lalu sebesar 45,8 persen berupa pakaian dan 3,5 persen adalah busana muslim. Untuk permintaan busana muslim impor, Wishnutama optimistis, dapat diimbangi oleh produk dalam negeri bahkan lebih unggul baik dari kualitas maupun kuantitas yang ditandai dengan meningkatnya nilai ekspor setiap tahun. Banyak karya para disainer fesyen muslim dari Indonesia tampil dalam event fashion show kelas dunia antara lain di New York Fashion Week, International London Fashion Weeks, maupun Australia Melbourne Fashion Weeks. "Untuk itu diharapkan para pelaku ekonomi kreatif di subsektor fesyen ini memahami sepenuhnya ekosistem yang ada sehingga dapat menciptakan peluang-peluang baru serta keseimbangan antara pemain lokal dan asing di pasar tanah air," kata Wishnutama.  (AAN)