Investor Sambut Baik Kemenangan Biden

Mohamed El-Erian,
Mohamed El-Erian,
Gemapos.ID (Amerika Serikat) - Para investor dan eksekutif keuangan menyambut baik Calon Presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2020. Hal ini didasarkan pengumuman Edison Research dan sejumlah jmedia seperti Reuters, Associated Press, NBC, dan Fox News. “Kami semua sangat lelah dengan whipsaw (pergerakan saham yang bergejolak) yang datang bersama cuitan Trump," kata Christopher Stanton, kepala investasi di Sunrise Capital Partners pada Sabtu (7/11/2020). Para tokoh investor dan Wall Street menyatakan senang dengan Pilpres AS telah selesai lantaran ketegangan telah berakhir. Sekarang waktu yang tepat untuk bersat kembali. "Kita harus menghormati hasil pemilihan presiden AS dan, seperti yang kita lakukan pada setiap pemilihan, menghormati keputusan para pemilih dan mendukung transisi kekuasaan yang damai." ujar Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co JPM.N, Jamie Dimon. Begitupula Leon Cooperman, Omega Family Office, seorang miliarder mantan manajer hedge fund yang mengkritik Demokrat mengaku senang dengan hasil tersebut. Pencapaian ini adalah sinyal baik kepada dunia bahwa Amerika tidak mengubah nilainya. “Itu hal yang bagus menurut saya.” jelasnya. Mohamed El-Erian, kepala penasihat ekonomi Allianz Group, berharap pemerintahan Biden dapat bekerja dengan Kongres untuk menangani pandemi Covid-19. Selain itu mengesahkan paket stimulus ekonomi untuk warga Amerika yang sedang kesulitan. “Negara ini perlu bersatu untuk menghadapi lonjakan infeksi Covid dengan lebih baik, yang berisiko kehilangan lebih banyak nyawa, gangguan yang lebih besar terhadap mata pencaharian," tuturnya. Indeks-indeks utama saham AS mencapai kenaikan mingguan terbesar sejak April hingga minggu ini setelah investor bertaruh Biden akan menang. Walaupun, suatu risiko harga-harga aset masih akan dihadapinya. Trump dan Partai Republik telah mengajukan beberapa tuntutan hukum atas penghitungan suara Biden. Gugatan itu akan menunda proses pemilihan, yang akan menghadapi kontes putaran kedua di Georgia. (rtr/mam)