D614G Picu Lonjakan Covid-19 di Indonesia?

Bambang PS Brodjonegoro
Bambang PS Brodjonegoro
Gemapos (Jakarta) - Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Jumat (28/8/2020) dan Sabtu (29/8/2020). Kejadian ini diduga tidak hanya akibat masyarakat masih rendah terhadap penerapan protokol kesehatan dan kelonggaran aktivitas yang diberikan pemerintah daerah (pemda) setempat. Namun, jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air meroket juga disinyalir lantaran virus ini terus melakukan mutasi. Virus yang dimaksud berjenis G yang berasal dan berkembang di Eropa seperti Inggris. “Hasil pengurutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang sudah dikirim ke bank data global yang beredar di Indonesia sama dengan virus yang beredar di Eropa,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta belum lama ini. Covid-19 tipe G yang dikenal dengan nama D614G berasal dari Wuhan, China, pada Desember 2019. Kemudian, ini menyebar mulai Januari 2020 dan mendarat di Malaysia, Singapura, dan Filipina. D614G merupakan salah satu dari enam kategori Covid-19 yang ditemukan oleh ilmuwan dari Universitas Bologna yang berlokasi di Italia. Selain itu terdapat strain G yang muncul mulai pertengahan Januari. Selanjutnya, D614G bermutasi membentuk sekitar 70% dari sekitar 50.000 genom Covid-19. Sebagian besar virus ini berada di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang menyeberang ke Asia sejak Maret lalu. Namun, Bette Korber, ahli biologi dari Laboratorium Nasional Los Alamos, AS, menguji sampel yang diambil dari pasien di seluruh Eropa dan AS yang diketahui dari Jurnal Cell pada Juli 2020. “Varian D614G langka di luar Eropa pada awal Maret, frekuensinya meningkat di seluruh dunia pada akhir bulan tersebut,” ujarnya. Para peneliti dari The Scripps Research Institute, AS, menambahkan Covid-19 tipe G berkekuatan 10 kali lipat dibandingkan galur aslinya. Kondisi itu terjadi akibat peningkatan proteinnya yang jarang pecah. Walaupun demikian, Peneliti Korber menemukan D614G tidak lebih mematikan dibandingkan jenis strain lain. Manusia dapat terpapar virus ini dipicu oleh faktor-faktor seperti usia dan jenis kelamin. Menyinggung kemampuan vaksin Covid-19, papar Guru Besar Smith, tidak efektif melawan virus tersebut. Pasalnya, ini tidak dapay melawan bagian genom yakni kepala dan tungkai lantaran banyak protein yang dipunyainya. (moc)