Target Pertumbuhan Ekonomi Tidak Tepat

didik rachbini
didik rachbini
Gemapos.ID (Jakarta) Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%-5,5% yang dipatok pemerintah pada 2021 dinilai tidak tepat. Karena, jumlah kasus Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) masih tinggi dibandingkan sejumlah negara. Bahkan, angka ini semakin bettambah setiap hari dengan kenaikan yang terus meningkat. Apalagi, pemerintah belum bisa mengendalikan kasus itu seperti jumlah pasien sembuh belum seimbang dengan jumlah kasus yang positif. Malahan, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi sebesar minus 5,32% mulai kuartal II 2020. Walaupun, hampir semua negara di dunia menghadapinya. "Ini tantangan yang berat," kata Ekonom senior Indef Didik Junaidi Rachbini di Jakarta pada Selasa (18/8/2020). Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin menanggapi pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan guna mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun depan melalui penyusunan RAPBN 2021. Selain itu dilakukan kebijakan fiskal 2021 yaitu stabilitas makro ekonomi, redistribusi income, dan alokasi sumber daya. Dia juga mengklaim pembalikan indikator perekonomian telah dicapai Indonesia seperti Purchasing Managers Index (PMI). Begitupula vaksin Covid-19 yang diharapkan bisa ditemukan dan disebarluaskan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi. “Pemerintah juga harus membuat berbagai skenario tengah dan buruk seandainya vaksin belum ditemukan,” tukasnya. (mam)