Danrem 161/Wirasakti Didesak Minta Maaf Terbuka

Samuel Petrus Hehakaya
Samuel Petrus Hehakaya
Gemapos.ID (Kupang) Sejumlah organisasi wartawan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyesalkan dugaan ancaman yang dilakukan oleh Komandan Korem 161/Wirasakti Brigjen TNI Samuel Petrus Hehakaya kepada sejumlah wartawan. Saat itu mereka meliput kedatangan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara di Markas Lantamal VII Kupang pada Kamis (6/8/2020) sore. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTT Ferry Jahang menyesalkan apa yang dilakukan oleh Komandan Korem 161/Wirasakti. Kedatangan wartawan untuk meliput kunjungan kerja Pangdam IX/Udayana di Kupang untuk memenuhi undangan dari Penerangan Korem 161/Wirasakti. "Rekan-rekan jurnalis sudah pasti paham jika ada larangan-larangan dan mereka pasti tidak akan melakukan hal tersebut," ucapnya. Dengan demikian Danrem harus meminta maaf kepada sejumlah jurnalis secara lembaga, karena memang hal tersebut melecehkan profesi jurnalis tersebut. Pernyataan senada juga diungkapkan Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) NTT Sigrianus Marutho Bere. Apa yang dilakukan oleh Danrem tersebut merupakan perbuatan tidak terpuji. "Kami dari IWO NTT menyesal dengan tindakan yang dilakukan Danrem terhadap Jurnalis ANTARA dan sejumlah jurnalis media televisi nasional lainnya, dan media daring serta media cetak yang meliput kunjungan Pangdam IX/Udayana," jelasnya. Dengan tindakan yang dilakukan oleh pimpinan TNI di NTT akan membuat hubungan antara wartawan dan Danrem Kupang akan menjadi renggang. Apalagi wartawan hadir dan meliput kegiatan tersebut atas undangan TNI. Jadi, tindakan  seorang Danrem tidak pantas. "Ini jelas telah mencoreng hubungan baik yang selama ini terjalin baik, antara wartawan dengan Danrem," ujarnya. Sebelumnya, kunjungan kerja Pangdam X/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara di Markas Lantamal VII Kupang memimpin apel kedatangan Satgas Pamtas Yonarmed 3/105 Tarik. Danrem 161/WS sempat melarang-larang sejumlah wartawan nasional dan lokal saat meliput aksi yel-yel yang dilakukan oleh 400 personel TNI AD di Kupang. Dia juga sempat menunjuk-nunjuk menggunakan tongkat komando dan memarahi pewarta ANTARA yang bertugas meliput kegiatan Pangdam serta mengeluarkan kata ancaman. Tak hanya itu, ia juga sempat mengancam beberapa wartawan lainnya. "Awas ya, kalau ada yang memunculkan foto prajurit tanpa masker akan saya cari," tukasnya.