Virus Covid-19 di Indonesia Mirip di Wuhan

Bambang PS Brodjonegoro
Bambang PS Brodjonegoro
Gemapos.ID (Jakarta) Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyatakan sebagian besar virus corona penyebab Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona) di Indonesia mempunyai kemiripan dengan Wuhan, China. Sejauh ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sudah mengirim 10 hasil WGS dan Universitas Airlangga mengirimkan 15 Whole Genome Sequencing (WGS) ke bank data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). "Dari 15 WGS yang dikirimkan, satu termasuk kelompok S yang sama dengan Covid-19 di Eropa, dan satu termasuk kelompok O atau jenis virus Covid-19 lainnya yang belum dikenali," katanya pada Kamis (10/7/2020). Saat ini lebih dari 60.000 WGS telah diterima GISAID dari berbagai negara di dunia. GISAID sudah mengklasifikasi virus corona dalam beberapa kelompok yaitu S, G, GR, GH, V, L dan O (others). "Hasil terkini penelitian _Whole Genome Sequencing_ (WGS) virus Corona yang telah dilakukan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan _Institute Tropical Disease_ (ITD) Universitas Airlangga," jelasnya. WGS dapat menjadi dasar bagi peneliti untuk tetap berinovasi dalam menciptakan vaksin Covid-19 yang tepat untuk kasus di Indonesia. Selain itu untuk klasifikasi jenis virus, dalam kaitannya dengan pengembangan vaksin di Indonesia. Kemristek juga melakukan langkah ganda yakni melakukan kegiatan penelitian dan produksi vaksin COVID-19 secara mandiri yang berbasis strain virus di Indonesia. Pengembangan vaksin jenis itu akan menggunakan metode protein rekombinan dan penelitiannya dipimpin oleh LBM Eijkman. Kemristek juga mengembangkan vaksin melalui kolaborasi dan kerja sama luar negeri khususnya dengan perusahaan farmasi antara lain saat ini dengan China karena virus yang menyebar di Indonesia memiliki kesamaan dengan yang berkembang di China. "Indonesia tetap membuka peluang untuk melakukan kerja sama dengan mitra Internasional lainnya, dengan mengedepankan asas kesetaraan dan tetap diupayakan adanya transfer teknologi," tukasnya. Dengan demikian, Indonesia bukan hanya menjadi tempat untuk uji klinis pengembangan vaksin dari luar negeri, melainkan ikut serta terlibat dalam mengembangkan vaksin bersama-sama. (adm)