Berikut Klarifikasi Pihak Travel Soal Tuduhan Tipu Ratusan Murid SMAN 21 Bandung

Kantor  Grand Traveling Indonesia (ist)
Kantor Grand Traveling Indonesia (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) Penyedia jasa travel yakni Grand Traveling Indonesia (sebelumnya ditulis dengan menggunakan singkatan GTI) membantah telah melakukan tindak penipuan terhadap ratusan murid di SMAN 21 Bandung yang hendak berangkat ke Yogyakarta untuk karya wisata atau study tour.

Tour Manager Grand Traveling Indonesia, Jimmy Tanumihardja, pun menceritakan awal mula kasus tersebut. Menurut dia, kasus itu bermula ketika pihak perusahaan dan pihak sekolah menandatangani surat kesepakatan atau MoU untuk berangkat ke Yogyakarta.

Menurut Jimmy, dalam MoU itu tertera sejumlah poin yang disepakati yakni biaya keberangkatan harus sudah dilunasi H-4 sebelum keberangkatan. Kemudian, biaya pelunasan harus dikirim ke nomor rekening perusahaan yang telah ditentukan. Saat MoU tersebut, pihak sekolah juga sudah membayar uang muka senilai Rp 10 juta.

"Pertamanya, MoU kalau pembayaran harus melalui rekening yang telah ditentukan," kata dia saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Rabu (24/5).

Namun, ketika hari pelunasan tiba, pihak sekolah tak kunjung melunasi pembayaran. Pihak perusahaan lalu mendatangi langsung ke sekolah untuk bertanya soal pelunasan.

Ketika dikonfirmasi, Jimmy mengaku terkejut karena pihak sekolah malah mengirim uang pelunasan bukan ke rekening perusahaan melainkan ke rekening pribadi seorang oknum pegawai di perusahaan yang bertindak selaku Tour Leader (TL).

"Dari pihak sekolah mentransfer ke rekening TL, padahal di MoU sudah dijelaskan bahwa pembayaran harus melalui rekening yang sudah ditentukan," ucap dia.

Dikarenakan belum menerima uang pelunasan, lanjut Jimmy, pihaknya tidak dapat memberangkatkan murid ke Yogyakarta. Sementara itu, TL yang dikirimi uang oleh pihak sekolah tak bisa dihubungi sampai sekarang.

"Cuma Rp 10 juta dibayar DP, mana bisa mau diberangkatkan," papar dia.

Dengan demikian, menurut Jimmy, yang diduga telah melakukan penipuan atau penggelapan adalah TL, bukan perusahaan sebagaimana dituduhkan oleh banyak orang. Bahkan, pihak perusahaan telah rugi karena sudah mendepositokan sejumlah uang untuk hotel bagi para murid.

"Saya dirugikan karena saya sudah deposit segala macam, buat hotel, semua sudah saya bayar. Hilang semua hangus. Berita yang beredar saya dianggap mengambil uang. Padahal itu kesalahan besar," kata dia.

Kini, TL yang diduga sudah menggelapkan uang sekolah sudah dilaporkan. Pihak perusahaan pun, lanjut Jimmy, sudah mengirimkan data TL untuk membantu kepolisian dalam melakukan penyelidikan. Sementara itu, dari informasi yang diterimanya, pihak sekolah akan menjadwal ulang kegiatan study tour.

"Tour Leader sedang dikejar. Sudah lapor polisi mereka itu," jelas dia.

Sebelumnya, peristiwa dugaan penipuan itu bermula ketika pihak sekolah berencana untuk mengadakan kegiatan karya wisata atau study tour ke Yogyakarta sekitar dua bulan lalu. Untuk mengikuti kegiatan itu, tiap murid dibebankan biaya senilai Rp 1,3 juta.

Sekitar 350 murid, lalu membayar biaya yang dibebankan hingga terkumpul uang total senilai sekitar Rp 400 juta. Mereka pun dijadwalkan untuk berangkat pada Rabu (24/4) dan pulang pada Jumat (26/5). Akan tetapi, jelang hari keberangkatan, tiba-tiba pihak sekolah memberi kabar bahwa kegiatan study tour akan diundur.

Para murid dan orang tuanya lalu berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk dapat mengetahui alasan study tour diundur. Pihak sekolah pun memberi kabar bahwa uang untuk study tour diduga dibawa kabur pihak penyedia jasa travel.(da)