Menlu Sampikan KTT ke-42 ASEAN Berupaya Lebih Keras dalam Memperkuat Posisinya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo tentang persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo tentang persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan KTT ke-42 ASEAN berupaya lebih keras atau lebih banyak dalam memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.

“Konteksnya adalah resiliensi ekonomi agar Asia Tenggara dapat terus menjadi epicentrum of growth. KTT ke-42 lebih banyak memperkuat ASEAN, memperkuat kerja sama ASEAN,” jelas Menlu Retno usai mengikuti rapat terbatas persiapan penyelenggaraan KTT ASEAN, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Menlu mengatakan KTT ASEAN akan terbagi dua. Pertama adalah KTT ke-42 yang akan membahas internal ASEAN, serta KTT ke-43 ASEAN yang akan diikuti atau melibatkan negara-negara mitra di luar ASEAN seperti Amerika Serikat, Australia, China dan sebagainya.

Dalam KTT ke-42, kata dia, akan dibahas isu internal ASEAN yang bertujuan memperkuat kawasan, seperti misalnya bagaimana mempersiapkan ASEAN menghadapi tantangan masa depan, bagaimana mempersiapkan peta jalan Timor Leste untuk menjadi anggota tetap ASEAN, termasuk dalam salah satu sub tema yakni bagaimana membuat ASEAN tetap menjadi epicentrum of growth.

“Jadi bagaimana kita (ASEAN) membangun resiliensi ekonomi kawasan, bagaimana kita mempercepat pembangunan community building ASEAN. Maka di situ ada beberapa hal dibahas antara lain mengenai masalah religius networking, kemudian ada mengenai penggunaan local currency dalam transaksi, kemudian ada pengembangan mengenai ekosistem, dan sebagainya,” jelasnya.

Dia mengatakan khusus mengenai upaya menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan, KTT ASEAN akan memprioritaskan antara lain pembahasan kesehatan, melalui one health initiative, yakni bagaimana memperkokoh kerja sama kesehatan di kawasan.

Selain itu juga terdapat kerja sama energi, pembangunan ekosistem serta stabilitas keuangan yang antara lain diterjemahkan dalam penguatan transaksi dengan menggunakan mata uang lokal.

“Kemudian mengenai masalah food (pangan) itu nanti diterjemahkan dalam bentuk lain lagi. Selain itu ada dalam konteks Indopasifik juga. Nah Indopasifik ini implementasinya diterjemahkannya dalam flagship event (ASEAN Indo-Pasific Forum/AIPF), nanti back to back dengan KTT ke-43, karena ini melibatkan negara mitra,” jelasnya.

Retno juga menyampaikan keketuaan Indonesia di ASEAN adalah menyiapkan ASEAN tidak hanya jangka pendek melainkan juga jangka panjang hingga 2045, serta bagaimana upaya membumikan apa yang menjadi pembahasan dalam KTT kepada masyarakat.

Puncak KTT ASEAN akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, tanggal 10-11 Mei 2023. Berbagai persiapan tempat penyelenggaraan acara sudah dilakukan oleh pemerintah.

Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu juga sempat meninjau secara langsung lokasi-lokasi yang akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT ASEAn tersebut. Menurut Menlu Retno, semua persiapan terkait KTT ASEAN sudah dalam jalur yang benar.(pu)