Dampak Positif-Negatif Penetapan Ganjar Capres PDI Perjuangan

Pengamat politik dan kebijakan publik FISIP Universitas Jember Hermanto Rohman MPA. (ant)
Pengamat politik dan kebijakan publik FISIP Universitas Jember Hermanto Rohman MPA. (ant)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat politik Universitas Jember Hermanto Rohman MPA memaparkan dampak positif dan negatif tentang dipilih nya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu Presiden 2024.

"Akhirnya Megawati mengumumkan capres PDIP Ganjar Pranowo. Yang menarik pengumuman itu disampaikan secara daring dan didampingi langsung oleh Joko Widodo (Jokowi) dalam kapasitasnya sebagai presiden dan promotor Ganjar Pranowo," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.

Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri secara resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Indikasinya kuat bahwa itu adalah bagian dari hasil kesuksesan lobi pertemuan Jokowi sebagai presiden dengan Megawati dan juga elit partai terutama Puan Maharani untuk mempromosikan agar PDIP memutuskan pencapresan Ganjar Pranowo," tuturnya.

Namun, kalau dipotret dari pidato Jokowi saat pencapresan yakni menekankan keberlanjutan pemerintahan terutama dalam kepentingan global selain masalah kerakyatan, sehingga hal itu menjadi titik lemah Ganjar Pranowo yang memang belum ada indikasi pengkaderan kearah sana.


"Dalam kebijakan pemerintahan sebetulnya prestasi Ganjar Pranowo tidak mencolok karena masih kalah dengan Khofifah sebagai Gubernur Jatim karena Ganjar juga masih punya track record yang buruk kaitan kasus Wadas dan Rembang," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, hal tersebut tertutupi keberhasilan Ganjar membangun citra figur merakyat dan membaur sebagaimana yang beredar dalam konten maupun media sosial.

"Sikap Ganjar yang menolak kedatangan timnas Israel hingga batalnya menjadi tuan rumah Piala Dunia itu merupakan ujian baginya sebagai kader PDIP yang menguatkan loyalitas sebagai petugas partai, namun itu berdampak mengurangi elektabilitas Ganjar," ucap dosen FISIP Universitas Jember itu.

Apabila dilihat dari survei, lanjut dia, tren popularitas Prabowo naik, maka bisa jadi para pihak yang kecewa dengan sikap Ganjar tersebut maka bisa bergeser ke figur Prabowo.

"Kalau saya menilai bahwa king maker nya adalah Jokowi, apakah beliau akan mendukung all out Ganjar sebagai petugas partai atau ada pilihan lainnya," ujarnya. (pu)