Sandi Nilai Wisman Pilih Berkunjung ke NTB dan NTT Adalah Bentuk Pemerataan Destinasi Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang ditemui dalam sesi temu wartawan di Jakarta, Senin
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang ditemui dalam sesi temu wartawan di Jakarta, Senin

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai banyak memilih berkunjung ke objek wisata di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan bentuk pemerataan destinasi wisata.

“Lebih ke pemerataan dan bagian dari program 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sehingga dampak ekonomi kita lebih terasa di destinasi pariwisata lainnya,” ujar Sandiaga yang ditemui dalam sesi temu wartawan di Jakarta, Senin.

Sandiaga menegaskan dirinya tak ingin hal tersebut diartikan sebagai imbas atas penerapan kebijakan tegas Pemprov Bali terkait wisman berulah yang kemudian pindah ke NTT maupun NTB.

“Nah jangan disalah artikan yang nakal-nakal itu akan pindah ke sana, enggak, karena kita tegas di Bali terus akhirnya sikap-sikap perilaku tidak terpuji oleh wisatawan ini pindah ke daerah lain, ini sangat tidak kita perkenankan dan kita akan tindak tegas di daerah mana pun,” tegas Sandiaga.

Menurut Sandiaga, dengan adanya program 5 DPSP, Bali diharapkan menjadi titik pusat yang turut serta dalam menawarkan destinasi-destinasi pariwisata lainnya di Indonesia, sehingga wisman dapat tinggal lebih lama dengan beberapa pilihan destinasi.

Guna menangkap momentum ini, pihaknya telah menyiapkan pemerintah daerah serta dinas pariwisata setempat.

Sementara terkait usulan Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengusulkan wisman dikenakan insentif atau pajak, Sandiaga menyebut hal ini sedang dalam tahap pengkajian dan koordinasi.

“Kita sedang berkoordinasi berapa besarannya, apakah tepat diterapkan sekarang. Tim sedang mengkaji,” ujarnya.

Pengkajian dilakukan dengan melihat beberapa negara telah menerapkan insentif tambahan untuk konservasi lingkungan, promosi hingga mendorong pariwisata baru yang berkelanjutan bagi lingkungan.

Diharapkan dalam beberapa minggu ke depan hasil kajian akan didapatkan agar dapat segera didiskusikan dan diputuskan.(pa)