Biaya Rekonstruksi Ukraina Capai Rp 6,23 Kuadriliun

Wajah baru Ukrainan (ist)
Wajah baru Ukrainan (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Biaya rekonstruksi dan pemulihan Ukraina meningkat menjadi 411 miliar dollar AS (Rp 6,23 kuadriliun), kata Bank Dunia pada Rabu (22/3/2023). Evaluasi ini dibuat bersama oleh Pemerintah Ukraina, Bank Dunia, Komisi Eropa, dan PBB.

Perkiraan semula adalah 349 miliar dollar AS (Rp 5,3 kuadriliun) dalam laporan yang dirilis pada September 2022. Untuk tahun ini saja, Ukraina diperkirakan membutuhkan 14 miliar dollar AS (Rp 212,5 triliun) dalam investasi rekonstruksi dan pemulihan kritis.

Angka tersebut melebihi anggaran Pemerintah Ukraina pada 2023 sebesar 11 miliar dollar AS (Rp 166,78 triliun). "Infrastruktur energi, perumahan, infrastruktur kritis, ekonomi, dan pencabutan ranjau adalah lima prioritas kami untuk tahun ini," kata Perdana Menteri Ukraina Denys Shmygal, dikutip dari kantor berita AFP.

Dia menambahkan, sebagian dari pekerjaan rekonstruksi telah dilakukan. Namun, Shmygal memperingatkan bahwa "jumlah kerusakan dan kebutuhan pemulihan saat ini tidak termasuk data lenyapnya infrastruktur, perumahan, dan bisnis di wilayah pendudukan."

Ketika pasukan Ukraina membebaskan mereka, pihak berwenang akan memulai pekerjaan restorasi di wilayah-wilayah tersebut, katanya.

Dana 411 miliar dollar AS yang dibutuhkan adalah 2,6 kali perkiraan Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu untuk tahun 2022. Kebutuhan yang diperkirakan paling tinggi adalah transportasi, perumahan, dan energi.

Rekonstruksi Ukraina akan memakan waktu beberapa tahun, menurut Wakil Presiden Bank Dunia untuk Eropa dan Asia Tengah Anna Bjerde. Dia melanjutkan, dukungan bagi investasi publik juga perlu dilengkapi dengan investasi swasta yang signifikan guna meningkatkan pembiayaan untuk rekonstruksi.

Laporan yang dirilis pada 22 Maret 2023 ini mengungkapkan, perkiraan "harus dianggap minimum karena kebutuhan akan terus meningkat selama perang berlanjut."

Perang di Ukraina telah menyebabkan 7,1 juta orang jatuh miskin, merusak kemajuan pembangunan selama 15 tahun, dan memperburuk ketidaksetaraan, kata evaluasi tersebut. Adapun kerusakan langsung pada bangunan dan infrastruktur akibat perang Rusia-Ukraina mencapai lebih dari 135 miliar dollar AS (Rp 2 kuadriliun).