PGA Karangetang Mencatat Gunung Api Sudah Empat Kali Terjadi Awan Panas Guguran

Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) mencatat sebanyak empat kali
Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) mencatat sebanyak empat kali

Gemapos.ID (Jakarta) -  Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), mencatat empat kali terjadi awan panas guguran setelah erupsi pada 8 Februari 2023 lalu.

"Sebulan lebih setelah terjadi erupsi efusif, kami mencatat ada sebanyak empat kali awan panas guguran dengan jarak luncuran yang bervariasi," sebut Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Senin.

Dua kali awan panas guguran terjadi pada tanggal 25 Februari 2023 mengarah ke Kali Batu Awang dengan jarak luncur sekitar 2.000 meter.

Sementara dua peristiwa serupa terjadi pada tanggal 10 Maret 2023 juga mengarah ke Kali Batu Awang dengan jarak luncuran sekitar 1.600 meter.

"Luncuran awan panas guguran ini masih di tubuh Gunung Karangetang, tidak menjangkau area permukiman warga," ujarnya.

Jarak luncur awan panas guguran, menurut Yudia, sangat bergantung dari banyaknya material vulkanis yang menumpuk serta kemiringan bidang yang akan dilintasi.

Hingga saat ini, kata dia, titik terjauh luncuran lava pijar maupun awan panas guguran dengan permukiman warga diperkirakan 1.500 meter.

Meski begitu, lanjutnya, apabila terjadi luncuran yang signifikan yang semakin dekat mengarah dengan permukiman warga, maka langkah yang paling aman adalah dilakukan evakuasi.

"Kami akan terus memantau jarak luncurnya, termasuk berkoordinasi dengan BPBD ataupun Pemkab Kepulauan Sitaro apabila jarak luncuran lava semakin mendekat dengan permukiman," ujarnya.

Sebelum terjadi letusan efusif pada Februari lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mencatat terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik gunung dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut, statusnya akhirnya dinaikkan daru waspada level II menjadi siaga level III.(ra)