Ini Kisah Mang Uprit, Petani yang Mengamuk Karena Bunga Edelweis Rawa Dihancurkan Trail

Supriatna atau akrab disapa Mang Uprit yang merupakan petani yang Mengamuk Karena Bunga Edelweis Rawa Dihancurkan Trail
Supriatna atau akrab disapa Mang Uprit yang merupakan petani yang Mengamuk Karena Bunga Edelweis Rawa Dihancurkan Trail

Gemapos.ID (Jakarta) - Beberapa waktu lalu media sosial di gemparkan dengan sebuah video yang memperlihatkan seorang pria marah karena lahan perkebunan edelweis rawa di kawasan Ranca Upas hancur akibat kegiatan motor trail.

Video tersebut diunggah melalui akun TikTok @mang_uprit_mangprang79 pada Selasa (7/8/2023). Dalam video itu, pengunggah memarahi penyelenggara acara dan pengendara motor trail yang telah merusak lahan bunga edelweis rawa di Ranca Upas. Padahal, bunga itu langka karena hanya tumbuh di dua tempat di Indonesia.

"Lihat nih dampaknya seperti ini, hancur," ujarnya dalam video itu.

Unggahan tersebut kemudian menjadi viral di media sosial. Hingga Rabu malam, 4,9 juta pengguna TikTok telah menonton video tersebut. 

Supriatna atau akrab disapa Mang Uprit yang merupakan pengunggah video tersebut mengaku telah mulai membudidayakan bunga rawa atau edelweis rawa sejak 2021.

Diketahui, mang Uprit sendiri sejak dulu berprofesi sebagai penjual tanaman hias di Ranca Upas. Lokasi galeri bunganya ada di dekat kandang rusa Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung.

"Saya kepikiran bagaimana cara menjual bunga itu dengan catatan tahu cara membudidayakannya," kata Mang Uprit.

Kemudian Mang Uprit menjelaskan, edelweis rawa merupakan bunga endemik di Ranca Upas yang mungkin sudah tumbuh di situ sejak puluhan atau ratusan tahun yang lalu. 

Pria berusia 44 tahun itu juga mengatakan tanaman tersebut termasuk langka karena hanya tumbuh di dua lokasi di Indonesia. Edelweis rawa tumbuh di Ranca Upas dan kawasan Danau Ciharus, Kamojang, Kabupaten Garut.

"Saya ingin menanam edelweis rawa di habitat aslinya, dipertahankan, diperbanyak," tambahnya.

Sebelumnya, Mang Uprit mengawali proses pembudidayaan edelweis rawa dari bibit bunga dan tunas yang sudah tumbuh di rawa-rawa Ranca Upas.

Ia mengatakan dari tunas edelweis rawa, butuh waktu 2 bulan hingga tanaman itu bisa dipetik. Untuk kembali membudidayakannya, ia harus menunggu selama 4 bulan sampai tunas tanaman tersebut tumbuh dan bisa ditanam kembali.

Kemudian, karena latar belakangnya sebagai penjual tanaman hias dan pencinta bonsai membuat Mang Uprit paham cara membudidayakan edelweis rawa. Mang Uprit menjelaskan, lahan edelweis rawa di Ranca Upas memiliki luas sekitar 4 hektar. Namun, ia baru menanam di 1 hektar lahan saja.

Sementara itu, selama membudidayakan edelweis rawa, Mang Uprit mengaku kalau waktu panen merupakan saat yang paling ia sukai. Ia dapat menjual satu ikat bunga edelweis rawa yang berjumlah lebih dari 20 ikat dengan harga Rp 10.000. Sedangkan, untuk bunga yang diberi vas, harganya Rp 25.000 hingga Rp 35.000.

"Buat saya, cukuplah untuk keluarga," katanya.

Selain itu, ia mengaku bahwa selama ini pengembangbiakkan edelweis rawa dilakukan secara mandiri. Modal dan tenaga pekerja berasal dari dirinya. Ia juga tidak meminta bantuan dari Perhutani.

Meski demikian, usaha Mang Uprit dalam mengembangkan bunga yang ia sebut bisa awet bertahun-tahun ini tidak lepas dari berbagai masalah.

"Kesulitannya, manusia. Ada yang ngambil, dipotong, atau aktivitas pelatihan mahasiswa dari kampus," jelasnya.

Padahal, jumlah bunga tersebut terbatas. Mang Uprit juga menanam edelweis rawa seorang diri meski kadang dibantu oleh seorang temannya.

Tak hanya itu, kini pun usaha keras Mang Uprit membudidayakan edelweis rawa selama 2 tahun menjadi sia-sia karena sekelompok pengendara motor trail merusak lahannya. Diperkirakan 2.000 tangkai edelweis rawa di lahan Mang Uprit hancur dilindas roda-roda motor trail.

"Roda-roda motor trail itu berputar mengenai beberapa pohon. Bunganya hancur seperti diblender," kata dia.

Meski demikian, Mang Uprit bersyukur banyak pihak yang akhirnya memberikan bantuan berkat videonya viral di media sosial tersebut.

"Perhutani dan pencinta lingkungan memberikan respons sangat baik sekali. Komunitas trail yang tidak ikut merusak juga bantu penanaman," jelasnya.

Menurut penjelasan Mang Uprit, kini ia telah mendapat bantuan dari berbagai pihak untuk mulai melakukan perbaikan dan pananaman edelweis rawa lagi. Kegiatan penanaman kembali tersebut di mulai pada Rabu (8/3).

Adapaun pihak yang ikut terlibat dalam proses perbaikan lahan edelweis rawa di Ranca Upas tersebut ialah Bupati Bandung Dadang Supriatna dan anggota DPR Dedi Mulyadi. 

Selain itu, Mang Uprit juga bekerja sama dengan pihak Polres Kabupaten Bandung untuk menyelesaikan kasus perusakan lahan tersebut.(ap)