Jokowi Sebut PLTA Mentarang Jadi Langkah Transformasi Ekonomi Hijau Indonesia

Tangkap layar Presiden Jokowi menyampaikan sambutan dalam Peletakan Batu Pertama di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Utara pada Rabu
Tangkap layar Presiden Jokowi menyampaikan sambutan dalam Peletakan Batu Pertama di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Utara pada Rabu

Gemapos.ID (Jakarta) - Presiden Joko Widodo menyebut dengan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di kabupaten Malinau, Kalimatan Utara, menjadi langkah Indonesia menuju transformasi ekonomi hijau.

"Pemerintah sangat mendukung pekerjaan besar ini, rencana besar ini dan kita harapkan ada transformasi ekonomi Indonesia menuju sebuah ekonomi hijau yang kita harapkan kita memiliki kekuatan besar," kata Presiden Joko Widodo saat melakukan "ground breaking" di PLTA Mentarang Induk, kabupaten Malinau, Kaltara pada Rabu.

PLTA Mentarang Induk dibangun oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (PT KHN) di Sungai Mentarang yang berlokasi di sekitar 35 kilometer bagian hulu Kota Malinau.

"Apa yang ingin kita harapkan dari kawasan ini? Kawasan yang terintegrasi dari Mentarang kemudian disambungkan dengan kawasan yang ada di Bulungan, (sekitar) 300-an kilometer disambungkan, ini bukan pekerjaan yang mudah dan membutuhkan anggaran biaya yang tidak kecil, 2,6 miliar dolar AS, kalau dirupiahkan kira-kira Rp40 triliun. Sebuah nilai yang sangat besar sekali," jelas Presiden.

Pemerintah sendiri sudah menyiapkan Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare

"Karena yang kita bangun di KIPI di kabupaten Bulungan itu adalah yang pertama 'EV (electronic vehicle) battery', baterai untuk mobil-mobil listrik plus mobil listriknya ada di saja nanti, yang kedua aluminium," ungkap Presiden.

Industri aluminium yang akan dibangun di KIPI menurut Presiden nantinya akan berbentuk alumunium hijau karena berasal dari energi hijau.

"Ketiga ada petrokimia yang semuanya segera dimulai, artinya listriknya siap karena kemarin saya cek kawasan industrinya siap sehingga begitu disambung itulah masa depan Indonesia," tambah Presiden.

Tidak lupa Presiden Jokowi berterima kasih kepada para tokoh adat dan agama yang ada di kabupaten Malinau.

"Utamanya suku Dayak yang memberikan dukungan penuh pada proyek ini, dan kita harapkan kita semuanya dapat memperoleh manfaat besar dari proyek integrasi ini yang ada di Kabupaten Mentarang dan kabupaten Bulungan," kata Presiden.

Ikut menghadiri peletakan batu pertama tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Premier dan Deputy Premier Sarawak, Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara Boy Thohir dan pejabat terkait lainnya.

PLTA Mentarang Induk rencananya memiliki kapasitas sebesar 1.375 megawatt yang berpotensi menghasilkan energi listrik 9 Terawatt per jam (TWh).

Jenis bendungan yang dibangun adalah tipe tanah urug berlapis beton atau "Concrete Faced Rockfill Dam" (CFRD) yang dirancang dengan ketinggian puncak bendungan sekitar 220 meter dan panjang sekitar 750 meter.

Jadwal pembangunan bendungan akan memakan waktu sekitar 4-5 tahun secara bertahap, dan diikuti tahap penggenangan air (reservoir) yang akan membuat area penyimpanan air sekitar 22.800 hektar pada Tingkat Pasokan Penuh (FSL).

Selain perannya dalam memicu industrialisasi tenaga air, energi dari PLTA Mentarang Induk berpotensi untuk menyediakan pasokan energi bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya dan meningkatkan ketahanan pasokan listrik untuk Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.(ri)