Dormitory Educator Academy Gelar Pelatihan Manajemen Asrama Pondok Pesantren Batch XXVI

"Yang masuk data dari Jambi ada, dari Banten, Tangerang dan sekitarnya (Jabodetabek), ada dari Madura, juga dari Kalimantan Barat,” kata Trainer dari DEA, Ustadz Ibrahim Mandres pada Sabtu (25/2/2023).
"Yang masuk data dari Jambi ada, dari Banten, Tangerang dan sekitarnya (Jabodetabek), ada dari Madura, juga dari Kalimantan Barat,” kata Trainer dari DEA, Ustadz Ibrahim Mandres pada Sabtu (25/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Dormitory Educator Academy (DEA) sebagai bagian dari KAFA Institute menyelenggarakan pelatihan manajemen asrama pondok pesantren Batch XXVI di Hotel M One, Bogor, Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu sampai Senin (25-27/2/2023). 

Pelatihan ini berlangsung di dalam kelas dengan tema ‘Menjadi Teladan’ yang diikuti oleh 34 kepala sekolah/pesantren, pengurus asrama, dan musyrif seluruh Indonesia.

"Yang masuk data dari Jambi ada, dari Banten, Tangerang dan sekitarnya (Jabodetabek), ada dari Madura, juga dari Kalimantan Barat,” kata Trainer dari DEA, Ustadz Ibrahim Mandres pada Sabtu (25/2/2023).

Ibrahim adalah salahsatu dari dua trainer dari DEA yang mengisi pelatihan manajemen asrama pondok pesantren Batch XXVI. Trainer lainnya adalah Ustadz Puguh Santoso (Mister Poo). 

Pelatihan manajemen asrama pondok pesantren Batch XXVI yang digelar DEA mengandeng Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI). Para peserta bersyukur bisa mengikuti pelatihan tersebut. 

Apalagi, selama puluhan tahun mereka menjadi pengurus asrama, baru kali memperoleh pelatihan manajemen asrama pondok pesantren

"Alhamdulillah, ternyata problematika di pesantren itu sangat luar biasa, saya sangat terkesan sekali dengan penyampaian para mentor yang benar-benar terjadi di pesantren,” ujar Pengurus Pondok Pesantren Al Amanah Al Gontory, Ustadz Syamsuddin. 

Peserta lainnya Kepala Sekolah Al Maratush Sholihah Bekasi, Ustadzah Ita Chabibah merasa terinspirasi untuk memperbaiki sistem pengasuhan sekolahnya. 

"Selama 21 tahun saya menjadi kepala sekolah, rasanya ini adalah pelatihan yang banyak memberikan inspirasi bagi saya untuk merubah atau memperbaiki sistem yang ada dalam pengasuhan pesantren,” tuturnya. 

Semua peserta berharap pelatihan ini bisa terus berlanjut hingga batch berikutnya sehingga menghasilkan pengurus-pengurus asrama berkualitas. Selain itu bisa menerapkan sistem yang rapi dan bisa menghadapi situasi dan kondisi asrama dan emosi para santri. (adm)