Apa Kata Pengamat BUMN Terkait Manfaat IPO Bagi PGE

"Makanya, IPO ini penting dan strategis buat PGE," kata Pengamat BUMN Toto Pranoto di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).
"Makanya, IPO ini penting dan strategis buat PGE," kata Pengamat BUMN Toto Pranoto di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai initial public offering/IPO (penawaran saham perdana) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) penting dan strategis bagi perusahaan tersebut.

Nilai strategis lantaran sebagai cucu perusahaan Pertamina, PGE merupakan pemain besar pada sektor energi panas bumi. Jadi, perusahaan ini membutuhkan capital expenditure/capex (modal usaha) besar untuk membangun kekuatan.

Apalagi, PGE akan digabungkan dengan bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) geothermal sebagai holding (induk usaha). 

"Makanya, IPO ini penting dan strategis buat PGE," katanya di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).

Pendanaan melalui IPO juga cocok untuk PGE lantaran ekuitas melalui IPO bersifat jangka panjang. Jadi, ini sesuai dengan karakteristik proyek panas bumi yang juga bersifat jangka panjang. 

"Dengan karakteristik seperti itu lah, IPO dinilai lebih sesuai dibandingkan pendanaan lewat perbankan," ucapnya. 

Toto Pranoto yakin PGE masuk ke lantai bursa akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan. Jadi, perusahaan publik juga dituntut untuk meningkatkan kinerja.

"IPO ini bukan hanya untuk 'fund raising' saja tetapi juga dengan status terbuka, diharapkan kinerja perusahaan bisa lebih baik karena tuntutan 'good corporate governance' (GCG) yang lebih besar," tuturnya, 

Dengan demikian, PGE bisa menjadi perusahaan yang lebih sehat dan bersih dari praktik-praktik ilegal dan melawan hukum. Pasalnya, pengawasan dari regulator dan investor publik.

Prospek PGE baik dinilai setelah menjadi perusahaan terbuka dengan minat investor tinggi lantaran perusahana ini bagian dari perusahaan yang mengembangkan energi terbarukan. 

Sektor ini sejalan dengan tren dunia yang semakin gencar melaksanakan transisi energi sehingga potensinya bagus.

IPO PGE dianggap bukan privatisasi sebab saham yang dilepas ke publik, katena hanya sekitar 25%. Jadi, Pertamina masih memegang kendali dalam kebijakan maupun operasional perusahaan.

"IPO PGE merupakan aksi korporasi yang lazim dilakukan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN," ujarnya. 

Ia pun mencontohkan BUMN yang sukses ketika menjadi perusahaan publik, yakni penjualan saham emiten SMGR atau Semen Indonesia yang ternyata berlipat kali dari saat awal IPO. Tak hanya SMGR, kata dia, sejumlah BUMN juga berhasil mencapai "market capitalization".

"Bahkan, beberapa saham BUMN itu sudah menjadi 'blue chip' di bursa efek Indonesia seperti Telkom, Bukit Asam, Aneka Tambang, BRI, dan lainnya," ucapnya. (mau)