Bagaimana Persepsi Kalangan Bisnis atas Perekonomian Indonesia pada Tahun Ini?

laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023, tentunya kami harapkan laporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak," kata CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).
laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023, tentunya kami harapkan laporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak," kata CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani di Jakarta pada Rabu (22/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Laporan terbaru International Business Report (IBR) Semester II 2022 yang dirilis perusahaan konsultan Grant Thornton menyebutkan sebanyak 76% pelaku bisnis di Indonesia optimitis kondisi ekonomi Indonesia akan meningkat selama 2023 di tengah ketidakpastian dan ancaman resesi.

Angka ini memposisikan pelaku bisnis Indonesia di peringkat pertama secara global, diikuti Vietnam sebesar 75%, dan Uni Emirat Arab sebesar 74% tentang persepsi pelaku bisnis terhadap perkembangan bisnis dan ekonomi dalam 12 bulan ke depan.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani berkomentar memasuki 2023, banyak skenario pesimis dan skeptis tentang perekonomian dunia yang sangat menurun.

Hal ini dilihat dari invasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), lonjakan Covid-19 di China.

"Namun, laporan IBR Grant Thornton di awal tahun ini membawa kabar baik dimana pelaku usaha Indonesia sangat optimis menyambut tahun 2023, tentunya kami harapkan laporan survei ini dapat menularkan semangat dan optimisme untuk pelaku usaha lainnya dalam menumbuhkan bisnis mereka di tengah ekonomi global yang diprediksi akan bergejolak," katanya di Jakarta pada Rabu (22/2/2023). 

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa optimisme pelaku bisnis Indonesia didukung oleh dua hal utama, yaitu optimisme terkait pendapatan dan harga jual.

Pelaku bisnis di Indonesia juga tercatat memiliki ekspektasi paling tinggi sedunia untuk kenaikan pendapatan (revenue) mereka di tahun 2023 yang diyakini oleh 84% dari responden.

Sementara itu, sebanyak 72% pelaku usaha juga masih cukup berani untuk menaikkan harga jual produk mereka pada tahun ini terlepas dari resesi yang menghantui.

Selain itu sebanyak 74% pelaku bisnis Indonesia juga akan fokus untuk melakukan investasi di bidang teknologi dan juga menyelenggarakan berbagai program guna mempersiapkan tenaga kerja berkualitas.

Dari persepsi pelaku usaha yang tinggi itu, IMF menyebut Indonesia sebagai ‘titik terang di tengah kesuraman ekonomi global’. Hal itu juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif yang mencapai 5,72% pada 2022.

"Pencapaian ini mencerminkan terus menguatnya pemulihan ekonomi nasional di tengah peningkatan ketidakpastian prospek ekonomi global," ujarnya. 

Walaupun demikian, Johanna Gani mengingatkan pemerintah harus tetap mempunyai kebijakan-kebijakan dalam meningkatkan penguatan ekonomi nasional dalam menghadapi ancaman resesi. 

Strategi yang dapat dilakukan, antara lain pemberdayaan ekonomi domestik dengan menggali potensi sumber daya di daerah. Selain itu harus memperhatikan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian nasional.

"Tidak hanya itu, pemerintah juga diharapkan dapat mengelola dana APBN 2023 dengan lebih baik lagi. Dari semua kesiapan tersebut, diharapkan Indonesia mampu melewati ancaman resesi tahun 2023," ucapnya. (moc)