Bank Indonesia Ungkap Posisi Transaksi Berjalan Indonesia Tahun Lalu

"Kinerja ini terutama didukung peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta pada Senin (20/2/2022).
"Kinerja ini terutama didukung peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta pada Senin (20/2/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan 2022 mencapai US$13,2 miliar atau 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan surplus 2021 sebesar US$3,5 miliar atau 0,3% dari PDB.

"Kinerja ini terutama didukung peningkatan ekspor sejalan dengan harga komoditas global yang masih tinggi dan permintaan atas komoditas Indonesia yang tetap baik, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta pada Senin (20/2/2022). 

Sementara itu, transaksi modal dan finansial tahun 2022 mencatat defisit US$8,9 miliar seiring ketidakpastian pasar keuangan global tinggi/ 

Dengan begitu Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan tahun 2022 kembali membukukan surplus sebesar US$4 miliar setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus US$13,5 miliar. 

"Perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2022 mencatat surplus didorong oleh kinerja ekspor yang makin kuat sehingga menopang ketahanan sektor eksternal," ujarnya.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus US$54,46 miliar atau lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2021 sebesar US$35,42 miliar. 

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat yakni sebesar US$137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

BI terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. (mau)