Perlu Diketahui, Berikut Bahaya Sering Gonta-ganti Warna Rambut

Bahaya Sering Gonta-ganti Warna Rambut
Bahaya Sering Gonta-ganti Warna Rambut

Gemapos.ID (Jakarta) - Mewarnai rambut memang menyenangkan karena dapat menunjang penampilan dan meningkatkan rasa percaya diri. Namun, ada beberapa bahaya cat rambut yang perlu diwaspadai. Jadi, kamu harus mempertimbangkan keputusan sebelum mengecat rambut.

Dilansir dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa penelitian yang dikerjakan selama bertahun-tahun tentang pengamatan risiko lebih dari 45 ribu wanita mengalami kanker payudara setelah penggunaan pewarna rambut.

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa terdapat risiko yang lebih tinggi terkena kanker dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan pewarna rambut permanen sama sekali.

Namun hal ini ditepis oleh Journal Clinical and Aesthetic Dermatology yang menyebutkan bahwa mereka masih terus melanjutkan penelitian sehingga hasilnya akan diklarifikasi kembali di kemudian hari.

Untuk mengetahui lebih jelasnya, inilah beberapa bahaya dari sering mengecat rambut yang bisa saja Anda alami:

1. Reaksi alergi

Bahaya yang pertama adalah dapat menimbulkan reaksi alergi. Jenis alergi yang dihasilkan bermacam-macam, mulai dari ringan sampai berat.

Hal ini terjadi karena terdapat bahan kimia yang bernama para-phenylenediamine (PPD). Bahan tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi seperti ruam dan gatal di sekitar kelopak mata atas.

Namun bahaya cat rambut yang disebutkan tadi masih tergolong ringan. Masih ada gejala yang lebih berat seperti kemerahan, kulit melepuh dan terjadi pembengkakan di seluruh bagian wajah (angioedema).

Untuk itu, kamu perlu menghindari beberapa produk pewarna rambut yang mengandung bahan-bahan tersebut.



2. Meningkatkan risiko kanker

Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa hasil yang membuktikan bahwa risiko kanker menjadi lebih besar akibat tindakan mengecat rambut. Hal ini karena dipicu oleh kandungan yang bersifat karsinogenik atau peningkat risiko kanker.

Meski Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Food and Drug Administration (FDA) belum mengklasifikasi potensi risiko kanker, tetapi bukti adanya kandungan yang bersifat karsinogenik itu dibenarkan. Maka dari itu perlu sangat diperhatikan jumlahnya ketika berinteraksi pada kulit kepala dan rambut.

3. Memicu kerusakan saraf

Timbal asetat yang ada pada produk pengecat rambut diduga memiliki indikasi dapat merusak otak dan saraf.

Meski secara internasional sudah ada larangan penggunaan bahan tersebut, tapi nyatanya masih banyak produk pewarna rambut yang menggunakan bahan timbal dan dijual bebas.

4. Merusak sistem imun

Dalam pewarna rambut terdapat kandungan DMDM hydantoin yang dapat merusak sistem imun. Bila sistem imun rusak, maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.

Kondisi ini tentu membahayakan dan dapat berisiko menyebabkan kematian.

5. Mengalami gangguan pernapasan

Bila kamu menggunakan pewarna rambut secara berlebihan, maka dapat berdampak juga pada sistem pernapasan. Hal ini karena adanya kandungan amonia yang bersifat racun sehingga menimbulkan gangguan pada organ pernapasan, seperti paru-paru, tenggorokan, dan lain-lain.

6. Membahayakan janin

Terlalu sering mewarnai rambut tak aman dilakukan selama hamil. Sebab, kandungan formaldehida di dalam beberapa produk pewarna rambut bersifat karsinogenik serta memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran hingga kecacatan janin.

Untuk itu sebaiknya ibu hamil menghindarinya, karena sangat berisiko pada kesehatan ibu dan calon bayi.

7. Menimbulkan perih di area mata

Pewarna rambut kebanyakan memiliki aroma kuat yang menyengat dan kurang sedap. Hal ini tidak hanya menimbulkan sesak pada organ pernapasan, tetapi menciptakan rasa perih di sekitar area mata.

Aroma yang begitu kuat akan sangat mengganggu mata kamu bahkan rasanya seperti tersengat dan tak jarang membuat mata berair.

Demikian bahaya cat rambut yang perlu kamu antisipasi. Sebaiknya kamu lebih hati-hati dalam melakukan perawatan rambut. Bila perlu, selektif dalam memilih produk cat rambut atau gunakan bahan alami dari tumbuhan agar risiko akibat interaksi terhadap bahan kimia menjadi lebih kecil.