BWA Sebut Ini Kondisi Alquran di Masjid dan Mushola Indonesia

"Awalnya BWA hanya berkonsentrasi kepada penyediaan Al Quran untuk umat Islam di pedesaan. Karena kami melihat mereka susah mendapatkannya. Banyak masjid atau mushola yang tidak mempunyai Al Quran. Kalau toh ada, Al Qurannya sudah lusuh dan robek-robek,” kata CEO BWA Heru Binawan.
"Awalnya BWA hanya berkonsentrasi kepada penyediaan Al Quran untuk umat Islam di pedesaan. Karena kami melihat mereka susah mendapatkannya. Banyak masjid atau mushola yang tidak mempunyai Al Quran. Kalau toh ada, Al Qurannya sudah lusuh dan robek-robek,” kata CEO BWA Heru Binawan.

Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Wakaf Al Quran (BWA) membagikan sekitar dua juta kitab suci kepada masyarakat Terluar, Terpencil dan Terisolasi (3T). 

Selain itu membangun sumur untuk penyediaan air bersih bagi masyarakat di daerah yang kesulitan air. 

"Awalnya BWA hanya berkonsentrasi kepada penyediaan Al Quran untuk umat Islam di pedesaan. Karena kami melihat mereka susah mendapatkannya. Banyak masjid atau mushola yang tidak mempunyai Al Quran. Kalau toh ada, Al Qurannya sudah lusuh dan robek-robek,” kata CEO BWA Heru Binawan.

Hal ini disampaikannya dalam 'Dskusi bertema: Peran Jurnalis Muslim di Era komunikasi Digital untuk Memperkuat Literasi Umat yang diselenggarakan dalam rangka pengukuhan Pengurus Pusat PJMI Periode 2022-2025 di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta pada Jumat (17/2/2023).

Kemudian, BWA juga terpanggil menyediakan air bersih untuk masyarakat.

Kalau di Jakarra ketersediaan air bersih sudah memadai. 

"Tinggal buka kran air mengalir, tetapi bagi masyarakat di pedesaan kondisnya berbeda. Sangat susah mendapatkan air di musim kemarau. Atau airnya ada tapi tidak layak untuk diminum,” ujarnya. 

Proyek penyediaan air bersih pertama yang digarap BWA berlokasi di Pontang, Banten. Untuk menyediakan air bersih tersebut pihaknya menggali sumur sedalam lebih dari 100 meter.

Sementara itu Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) PJMI, Ismail Lutan berpendapat apa yang dilakukan BWA merupakan panggilan syiar yang nyata. Kiprahnya patut didukung demi  kemajuan umat.

“Pada dasarnya PJMI dan BWA mempunyai ghiroh yang sama yakni untuk mencerdaskan umat," ujarnya.

PJMI sedang menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak seperti Universitas Paramadina, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI).

"PJMI juga memiliki agenda melakukan pemberdayaan bagi kalangan jurnalis untuk meningkatkan kemampuan jurnalistiknya guna mendukung kinerja yang selama ini menjadi tugasnya sehari-hari," ujarnya.

Ismail Lutan juga menyebut ke depan terdapat program sejuta mesjid, sejuta jurnalis. Dari hal ini diharapkan kelak para jurnalis muslim betul-betul menjalankan fungsinya secara baik dan profesional.

"Setelah pengukuhan, dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan kegiatan pelatihan jurnalistik masjid di tiga daerah," ucapnya.

PJMI juga akan memberi lokakarya untuk jurnalis lingkungan, mengagas YouTuber, dan memberdayakan UMKM.

Selain itu pada Ramadhan, PJMI juga mengadakan Ramadan Dialogue Series, suatu forum diskusi khusus dengan narasumber duta besar negara sahabat yang digelar di kedutaannya di Jakarta. (mau)