Cerita Keterlibatan Gereja dan Non-NU Pada Puncak Resepsi 1 Abad NU

GKI Sidoarjo memasang Bendera Merah Putih dan bendera NU di depan gereja dalam rangka memeriahkan Puncak Resepsi Satu Abad NU yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023). (ist)
GKI Sidoarjo memasang Bendera Merah Putih dan bendera NU di depan gereja dalam rangka memeriahkan Puncak Resepsi Satu Abad NU yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023). (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Puncak Resepsi Satu Abad NU (1344-1444 H) pada 7 Februari 2023 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, bukan hanya kegiatan khusus pengurus atau warga Nahdlatul Ulama (NU).

Buktinya, antusiasme untuk memeriahkan dan menghadiri acara "Satu Abad NU" itu tidak hanya dari sejuta lebih pengurus dan warga NU, namun ada juga non-Muslim, non-NU, dan masyarakat marjinal yang pecinta NU.

Contohnya, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Bethesda Sidoarjo, yang menampung 60 warga lebih dari NU Lampung dan Jambi untuk menginap di GSG Bethesda.

"GPIB menyambut, membuka pintu gereja dan dengan sukacita saudara kami sebangsa, warga dari NU Lampung dan Jambi sebanyak 60 orang lebih, menginap dan menjamu mereka," kata Ketua Majelis Jemaat GPIB Pendeta Elia Unpapar.

Gereja GPIB Jemaat Bethesda yang beralamat di Jl Untung Suropati No 29 Sidoklumpuk ini memberikan fasilitas tempat istirahat, toilet, air wudlu, makan, minum, dan snack serta tayangan langsung yang menampilkan rangkaian Resepsi Puncak 1 Abad NU.

Jamuan kepada warga NU yang menginap di Gedung Gereja tersebut dilakukan hingga 8 Februari 2023. Perayaan HUT NU tersebut diperkirakan dihadiri 1,5 Juta orang yang merupakan tamu.

"Untuk pertama kali ini dan bersejarah bagi kami bahwa gedung GSG yang selama ini hanya dipakai untuk Ibadah hari Minggu (IHM) juga dipakai untuk sholat saudara kita," kata Pendeta Elia.

Menurutnya, simbol salib yang ada didinding tidak menjadi halangan untuk melaksanakan sholat dengan khusuk. Dari semua itu justru memperlihatkan kebersamaan dalam perbedaan tetapi tetap bisa bersatu.

Pendeta Elia menyatakan rasa syukurnya bisa memberikan bantuan kepada warga NU yang memang membutuhkan tempat untuk menginap. "Kami bangga dan senang bisa membantu saudara-saudara kami," katanya.

Apa yang dilakukannya, kata Pendeta Elia, juga merupakan ajaran Tuhan Yesus untuk mengasihi sesama tanpa melihat latar belakangnya, termasuk latar belakang agama. "Warga GPIB Bethesda juga warga Sidoarjo," ujarnya.

Selain itu, kepedulian yang diberikan juga sebagai wujud terima kasih kepada NU sebagai ormas keagamaan yang tetap menjaga Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjaga kerukunan antarumat beragama. 

Tidak hanya non-Muslim, tidak jauh dari GOR Delta Sidoarjo, tepatnya di sektor 9 dari GOR itu,  terlihat sekelompok orang sibuk memasak air untuk meracik kopi, teh, dan sebagainya.

Sekelompok orang yang menamakan diri sebagai "Wong Bodho" dari Dusun Mboro, Desa Sidowungu, Kecamatan Menganti, Gresik itu sibuk menyiapkan konsumsi secara gratis kepada warga NU (nahdliyyin) yang datang sejak sehari sebelumnya untuk puncak Resepsi Satu Abad NU.

"Wong Bodho" yang anggotanya banyak yang bertato dan mantan preman terminal Joyoboyo Surabaya itu juga menyediakan ambulans gratis dan layanan sosial gratis lainnya dalam tenda yang bertuliskan "Pawon Wong Bodho". "Silakan yang mau kopi, silakan," kata salah seorang warga "Pawon" itu.


Bukan hanya non-Muslim dan kaum marjinal yang awam dalam agama, namun Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, dr Sukadiono, menyiagakan ambulans dan tim medis saat peringatan Harlah 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, 6-7 Februari 2023.

Pihaknya mengaku sangat senang bisa membantu untuk menyukseskan jalannya peringatan 100 tahun lahirnya Nahdlatul Ulama. Bahkan, sejumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berada di sekitar Stadion Gelora Delta juga siap dimanfaatkan.

Menurut Suko, sapaan akrabnya, usia satu abad NU menjadi bukti kuat bahwa organisasi yang didirikan pada tahun 1926 tersebut memiliki andil penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.

"Atas nama PWM Jatim, kami mengucapkan selamat harlah 1 abad NU. Muhammadiyah akan selalu siap menjadi saudara yang saling mendukung demi kebesaran bangsa," ucapnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menjelaskan Muhammadiyah siap selalu bersinergi bersama NU untuk memunculkan situasi menyejukkan melalui misi rahmatan lil alamin.

"Kalau Muhammadiyah dengan perspektif Islam Berkemajuan, NU dengan perspektif Islam Nusantara, maka jika kita bergerak bersama akan menjadi kekuatan untuk mewujudkan bangsa yang maju, berdaulat dan bermartabat," tuturnya.

Sementara itu, keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo, dalam kegiatan tersebut menyiapkan 2.000 makanan gratis kepada peserta resepsi seabad NU di Gelora Delta Sidoarjo Jawa Timur.

Fasilitas dan layanan gratis lainnya, yaitu parkir kendaraan, masjid untuk istirahat, 9.000 botol air minum, 3.000 porsi bakso, kudapan teh hangat dan makanan ringan untuk 2.000 orang dan ambulans gratis.

"Fasilitas dan pelayanan tersebut dipusatkan di kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan Perguruan Muhammadiyah Sidowayah Sidoarjo di Jln Mojopahit 666 B Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo," kata Kepala Sekretariat UMSIDA, Kumara Aji Kusuma.

Antusiasme dalam memeriahkan Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU juga datang dari penyanyi religi asal Swedia berdarah Lebanon, Maher Zain, yang disampaikan langsung oleh manajernya, Rini, saat hadir dalam konferensi pers di Lobi Gedung PBNU, Jakarta (27/1/2023).

“Waktu itu mereka bilang ke saya, you tahu nggak acara 100 tahunnya NU? Kita harus hadir di situ. Itu luar biasa. Saya terharu juga, saya yang orang Indonesia saja nggak tahu, kok beliau tahu,” kata Rini.

Apresiasi terhadap NU juga datang dari ulama Al-Azhar, Mesir. "Ketika Rais ‘Aam KH Miftachul Akhyar belum lama pulang dari Mesir (untuk) bertemu ulama Al-Azhar, kata ulama di sana, NU itu jam’iyah yang khâqirul ‘âdah (menakjubkan). Alumni Azhar itu sudah jutaaan, tapi tidak bisa menjadi harakah, jam’iyah seperti NU," kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Puncak Resepsi Satu Abad NU (1344-1444 H) pada 7 Februari 2023 juga menjadi "acara" kalangan non-NU, karena kiprah NU selama 100 tahun dalam melestarikan tradisi bangsa yang baik, dan merawat nilai-nilai kebangsaan, sehingga NKRI tetap terjaga. NU adalah garda terdepan melawan siapapun yang ingin mengubah Pancasila. (pu)