Pengamat Sarankan Ini Untuk Investasi di Indonesia

"tentunya perlu investasi yang besar dari hulu ke hilir tapi harus market driven," kata Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus di Jakarta pada Selasa (7/2/2023).
"tentunya perlu investasi yang besar dari hulu ke hilir tapi harus market driven," kata Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus di Jakarta pada Selasa (7/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan investasi harus fokus kepada peningkatan hilirisasi sumber daya alam (SDA).

Langkah ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia

"Hilirisasi tentunya perlu investasi yang besar dari hulu ke hilir tapi harus market driven," katanya di arta pada Selasa (7/2/2023).

Investasi tersebut harus bisa berdampak terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah ekonomi, substitusi impor, dan ekspor yang bernilai tambah.

"Tidak asal mengundang investor tetapi kita menginginkan investor yang kita butuhkan di sektor-sektor tertentu," ujarnya.

Tantangan untuk menjaga momentum pemulihan atau pertumbuhan ekonomi menjadi semakin berat pada saat ketidakpastian global meningkat

Dengan demikian, Indonesia membutuhkan akselerasi ekonomi yang didasari pada perbaikan struktur dan fundamental yang kuat. 

Langkah itu diharapkan bisa memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan optimalisasi nilai tambah atau hilirisasi.

"Momentum pemulihan seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," ujar Ahmad Heri Firdaus.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun.

Angka ini melebihi target Rp1.200 triliun yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.305.001 juta orang.

"Target Presiden sebesar Rp1.200 triliun, pada awalnya banyak orang yang pesimis terhadap targetnya, apakah tercapai atau tidak. Alhamdulillah kita mampu mencapai sebesar Rp1.207,2 triliun," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2022 mencapai 100,6% dari target.

Selain itu tumbuh 34% dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar Rp901,02 triliun.

Total realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp654,4 triliun.

Angka ini setara 54,2% dari total realisasi investasi. 

Sisanya merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau sebesar 45,8%

0