Berikut Prediksi Bank Indonesia Tentang Pertumbuhan Ekonomi Domestik

"Pertumbuhan ekonomi pada 2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada Selasa (7/2/2023).
"Pertumbuhan ekonomi pada 2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada Selasa (7/2/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,5%-5,3% pada 2023. 

Hal ini didasarkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang naik dibandingkan pada 2021.

"Pertumbuhan ekonomi pada 2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pada Selasa (7/2/2023).

Pertumbuhan ekonomi pada 2023 didorong peningkatan permintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga dan investasi.

Prakiraan tersebut sejalan dengan kenaikan mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal ini memengaruhi prospek bisnis, peningkatan aliran masuk penanaman modal asing (PMA), dan keberlanjutan penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada triwulan IV 2022 menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi yakni 5,01% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Hal ini di tengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam tren melambat.

Dengan begitu pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31% (yoy) atau meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi didukung oleh hampir seluruh komponen Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy) seiring peningkatan mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru dan keberlanjutan penyaluran bantuan sosial.

Ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93% (yoy), didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat. 

Pertumbuhan investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor.

Meskipun, pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33% (yoy) akibat investasi bangunan yang masih rendah.

Sementara itu konsumsi pemerintah terkontraksi 4,77% (yoy).

Hal ini dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) dengan kondisi pandemi yang terus membaik.

Pertumbuhan ekonomi tetap kuat juga tercermin secara lapangan usaha dan spasial. 

Seluruh lapangan usaha (LU) pada triwulan IV 2022 juga menunjukkan kinerja positif terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan informasi dan komunikasi.

LU transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi.

Hal ini didorong oleh keberlanjutanpeningkatan mobilitas masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2022 tercatat tetap kuat di seluruh wilayah Indonesia, meskipun sebagian daerah yang melambat. 

Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua, diikuti Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sumatera