Begini Pandangan Menkeu Sri Mulyani Tentang Ekonomi Global Tahun Ini

"Bahkan berbagai lembaga internasional berlomba-lomba menciptakan proyeksi yang membuat semakin suram," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Kamis (26/1/2023).
"Bahkan berbagai lembaga internasional berlomba-lomba menciptakan proyeksi yang membuat semakin suram," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Kamis (26/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai seluruh pihak memandang kondisi eksternal Indonesia sangat tidak pasti saat memasuki 2023.

"Bahkan berbagai lembaga internasional berlomba-lomba menciptakan proyeksi yang membuat semakin suram," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Kamis (26/1/2023).

Ketidakpastian ini akibat tren peningkatan suku bunga acuan 450 basis poin (bps) hingga 500 bps hanya kurang dari 12 bulan.

Kenaikan suku bunga yang tinggi akan menekan berbagai sektor ekonomi seperti tingkat inflasi masih tinggi. Selain itu tren arus modal keluar di negara berkembang (emerging markets) yang menimbulkan guncangan bagi nilai tukar di negara-negara berkembang.

Dengan demikian mengguncang global di sektor keuangan dalam bentuk efisiensi biaya dana (Cost Of Fund/CoF). Jadi, ini menimbulkan resesi di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Kalau motor penggerak ekonomi dunia yaitu Amerika dan Eropa akan resesi sementara Tiongkok juga sedang dalam situasi yang tiba-tiba membuka perekonomian, inilah yang menimbulkan banyak dinamika untuk Indonesia waspadai," ujarnya.

Namun, Indonesia masih memiliki pasar domestik yang besar sebagai negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN. Jadi, ini bisa menjadi penyangga ekonomi global yang kurang baik. (ant/din)