Bank Syariah Indonesia Sebut Ini Supaya Perbankan Bisa Bertahan Saat Krisis Global

"Dari sisi digitalisasi, saya rasa semua perbankan akan mendorong kapasitasnya ke digitalisasi, untuk gimana caranya mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, lebih inovatif untuk mendapatkan dana murah karena kuncinya bank kalau dananya murah artinya bisa compete gitu dalam lending-nya dan margin akan jadi lebih tebal," kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk Hery Gunardi di Jakarta pada Selasa (17/1/2023).
"Dari sisi digitalisasi, saya rasa semua perbankan akan mendorong kapasitasnya ke digitalisasi, untuk gimana caranya mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, lebih inovatif untuk mendapatkan dana murah karena kuncinya bank kalau dananya murah artinya bisa compete gitu dalam lending-nya dan margin akan jadi lebih tebal," kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk Hery Gunardi di Jakarta pada Selasa (17/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Bank Syariah Indonesia (BSI) menilai industri perbankan perlu lebih inovatif dalam pengembangan produk perbankan. Langkah ini untuk meningkatkan pertumbuhan dana murah pada 2023.

"Dari sisi digitalisasi, saya rasa semua perbankan akan mendorong kapasitasnya ke digitalisasi, untuk gimana caranya mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, lebih inovatif untuk mendapatkan dana murah karena kuncinya bank kalau dananya murah artinya bisa compete gitu dalam lending-nya dan margin akan jadi lebih tebal," kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk Hery Gunardi di Jakarta pada Selasa (17/1/2023). 

Berbagai inovasi perlu dilakukan perbankan saat rezim suku bunga tinggi dan likuiditas ketat, sehingga dapat menjaring lebih banyak dana dari masyarakat.

"Tentunya bank diharapkan lebih inovatif dalam hal bagaimana menjaring dana dari masyarakat, dana murah, dan juga dana yang bisa didapatkan dari banyak variasi product development juga digital channel yang memang saat ini bank harus lakukan," ujarnya.

Inovasi dilakukan tidak hanya dengan mengembangkan produk-produk yang kompetitif dan menarik bagi para nasabah atau konsumen. 

Namun, ini juga bisa berinovasi dengan mengembangkan kanal digital yang bisa memberikan keuntungan atau kenyamanan yang lebih baik bagi para nasabah dibanding sistem sebelumnya.

Hery Gunardi mengungkapkan tiga hal besar yang menjadi tantangan perbankan syariah saat ini dan masa depan saat persaingan ketat industri perbankan di Indonesia, yakni konsolidasi, rezim suku bunga tinggi, dan likuiditas ketat, dan digitalisasi.

Konsolidasi akan mendorong bank memiliki skala pembiayaan dan modal lebih besar dan meningkatkan kemampuan untuk ekspansi dan membangun kapabilitas perbankan yang lebih baik.

"Konsolidasi menurut hemat kami ini memang salah satu tantangan yang harus dilakukan dan harus dihadapi sehingga perbankan syariah bisa menjadi lebih kuat," ucapnya. 

Perbankan tidak hanya melakukan konsolidasi, tapi juga memperkuat cadangan atau permodalan untuk memiliki daya tahan cukup, baik menghadapi kondisi 2023 yang mungkin tidak lebih baik dari 2022.

Konsolidasi diperkirakan akan terus terjadi pada 2023, di mana bank-bank akan lebih realistis dengan melakukan penggabungan akan membawa kemampuan bank menjadi lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Jadi, bank akan lebih berkembang, siap melayani nasabah dengan lebih baik dan mencapai pertumbuhan yang lebih baik. (ant/mau)