Jawaban Kemenkeu atas Revisi Pertumbuhan Ekonomi oleh Lembaga Dunia

"Ini adalah tahun yang very interesting, banyak tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Sabtu (8/1/2023).
"Ini adalah tahun yang very interesting, banyak tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Sabtu (8/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis Indonesia tidak terperosok ke dalam resesi. Namun, tahun ini menghadapi tantangan luar biasa yang membutuhkan upaya ekstra untuk bertahan dan pulih.

"Ini adalah tahun yang very interesting, banyak tantangan yang tidak mudah, extraordinary," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Sabtu (8/1/2023).

International Monetary Fund (IMF) melaporkan sepertiga ekonomi dunia akan mengalami resesi. Jadi, banyak negara diramal akan masuk ke dalam jurang resesi pada tahun ini. 

“Kita selalu menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi kita kuat sampai dengan kuartal III tahun ini, mungkin kuartal IV pun kita berharap bisa bertahan 5%," ujarnya.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 menyebutkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di level 5,3%.

Angka itu ditetapkan bersama (DPR) dalam UU Nomor 28 Tahun 2022 tentang APBN Tahun Anggaran 2023.

Pemerintah belum mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi 2023, tapi ini bisa terjadi perubahan asumsi APBN seperti tahun ini dengan penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022.

Sebelumnya, sejumlah lembaga Internasional merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 menjadi 4,7%. 

Angka itu berasal dari Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) semula memproyeksikan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh 5,3%, menjadi 4,7%.

Bank Dunia merevisi proyeksinya dari 5,1% menjadi 4,8%, Asian Development Bank (ADB) dari 5,4% menjadi 5%, dan International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi dari 5,3% ke 5%. (dtf/moc)