Berikut Target Pengembangan Data Center Telkom di Asia Tenggara

“Ke depannya semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green),” kata Direktur Wholesale & Intenational Service PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Rabu (4/1/2023).
“Ke depannya semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green),” kata Direktur Wholesale & Intenational Service PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Rabu (4/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Telkom Indonesia (Telkom) menargetkan sebagai pemain besar di industri pusat data (data center) dengan segera menghadirkan data center berbasis ramah lingkungan. Salah satu kunci keberhasilan data center adalah tingkat efisiensi dalam penggunaan energi.

“Ke depannya semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green),” kata Direktur Wholesale & Intenational Service PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Rabu (4/1/2023). 

“Kita akan buktikan, pada 2024 pertengahan paling lambat data center berbasiskan energi biru dan ramah lingkungan akan ada di Indonesia,” ujarnya.

Menyingung teknologi energi terbarukan dan green energy, ujar Bogi Witjaksono, Telkom bekerja sama dengan Medco dan distribusi akan melibatkan PLN. Telkom juga akan bekerja sama dengan Singtel sebagai pemain lama di bidang data center di Singapura.

“Kami siap menangkap potensi kebutuhan spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia,” ujarmya.

Indonesia akan membutuhkan minimal 1,200 MegaWatt atau 1,2 GW data center pada 2030. Ini menjadi peluang sangat besar yang tidak lepas dari peran demografi yang menyebabkan kebutuhan tersebut kian meningkat.

“Semua lini kehidupan kita itu ke depan akan menjadi terkoneksi secara digital. Basis datanya diperkirakan dari IoT maupun devices itu jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan kita sekarang yang ada di broadband biasa,” tuturnya. 

“Telkom sebagai agen pemerintah dalam hal digitalisasi harus berpikir beyond, tidak hanya membangun data center tapi lebih ke membangun ekosistemnya demi membangun negeri ini untuk digital sovereignty,” tambahnya.

TelkomGroup akan fokus untuk memperkuat dan mengembangkan data center yang dimilikinya pada dua tahun ke depan untuk menangkap peluang pasar pemain digital global.

Langkah ini dilakukan denvgan segera menyelesaikan pembangunan data center, sehingga menjadi pemain yang diperhitungkan di pasar Asia Tenggara hingga regional.

Telkom telah melakukan peletakan batu pertama NeutraDC Hyperscale Data Center (HDC) Batam pada Desember lalu.

Data center ini memiliki kapasitas besar dengan standar tier 3 dan 4 sebagain bagian dari ekosistem data center yang terhubung dengan data center domestik dan internasional, edge data center, dan hyperscale data center di Cikarang. (adm)