Begini Pencapaian APBD 2022 Sampai Akhir Desember 2022

“Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa. Kalau dibandingkan terhadap PDB, hanya 2,38 persen dari PDB,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Selasa (3/1/2023).
“Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa. Kalau dibandingkan terhadap PDB, hanya 2,38 persen dari PDB,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Selasa (3/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit sebesar 2,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka ini lebih rendah dari target dalam revisi APBN yang sebesar 4,50% dari PDB. 

Defisit APBN 2022 tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau turun 40,1% dibandingkan defisit tahun lalu yang sebesar Rp775,1 triliun. 

“Ini menunjukkan konsolidasi fiskal yang luar biasa. Kalau dibandingkan terhadap PDB, hanya 2,38% dari PDB,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Jakarta pada Selasa (3/1/2023). 

Realisasi pendapatan negara sementara mencapai Rp2.626,4 triliun atau 115,9% dari target Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022 tentang Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 tentang Revisi APBN 2022 yang sebesar Rp2.266,2 triliun.

Angka ini tumbuh sebesar 30,6% dari 2021.

Pendapatan negara ditopang oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp2.034,5 triliun atau 114% dari target Rp1.784,0 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 31,4% dari penerimaan perpajakan 2021 yang sebesar Rp1.278,6 triliun.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp588,3 triliun atau 122,2% dari target sebesar Rp481,6 triliun. PNBP dalam APBN 2022 juga tumbuh 28,3% dari tahun lalu sebesar Rp458,5 triliun.

“Kinerja pendapatan negara baik pajak, bea cukai, dan PNBP tercatat luar biasa dalam dua dua tahun berturut-turut. Pada saat ekonomi pulih, kita juga mulai memulihkan seluruh penerimaan negara,” ujar Sri Mulyani Indrawati. 

Pendapatan negara juga tumbuh karena kenaikan harga komoditas, termasuk komoditas ekspor unggulan Indonesia, digunakan melindungi masyarakat dan perekonomian.

Belanja negara pada 2022 mencapai Rp3.090,8 triliun atau mencapai 99,5% dari target dalam Perpres 98 Nomor 2022 yang sebesar Rp3.106,4 triliun.

Belanja ini terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp1.079,3 triliun atau mencapai 114,1% dari target Rp945,8 triliun dan belanja non-K/L mencapai Rp1.195,2 triliun atau 88,2% dari target.

“Belanja non-K/L termasuk subsidi energi dan kompensasi yang sangat besar, yang sudah kami jelaskan saat kenaikan BBM,” kata Sri Mulyani.

Adapun realisasi subsidi energi dan kompensasi pada 2022 mencapai Rp551,2 triliun atau mencapai 109,7% dari target sebesar Rp502,4 triliun. Sedangkan pada awalnya subsidi energi dan kompensasi dibidik hanya Rp152,5 triliun. (ant/din)